Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 14:18 WIB | Kamis, 07 November 2013

Sidang WCC: 21 Orang Protes Pangkalan AL di Pulau Jeju

Salah satu pemandangan di Pulau Jeju, Korea Selatan. (foto:echinacities.com)

KOREA SELATAN, SATUHARAPAN.COM – Dua puluh satu peserta Sidang WCC mengunjungi pulau Jeju, Korea Selatan. Mereka dalam aksi solidaritas memprotes pembangunan pangkalan angkatan laut di selatan pulau ini (5/11).

Ada lima peserta yang dipilih untuk mengunjungi Pendeta Gang-ho Song di penjara. Dia telah ditahan selama lima bulan di pengasingan tanpa penjelasan dan tuduhan terhadap dirinya. Dia berbicara tentang tekadnya untuk melanjutkan protes terhadap pangkalan angkatan laut Gangjeong dan menyatakan bahwa, “Anda tidak membangun perdamaian dengan membangun pangkalan laut!”

Kelompok ini juga bertemu dengan komite perdamaian dari Desa Gangjeong dan mendengar tentang aksi damai mereka. Dong-kyun Kang, walikota Desa Gangjeong berkata, “Pangkalan angkatan laut membahayakan semangat perdamaian di Jeju: perdamaian tidak bisa eksis tanpa perlindungan ciptaan Tuhan dan itu tidak bisa dipaksakan oleh kekuasaan dan segala sesuatu yang dilakukan dalam masyarakat membutuhkan penerimaan dan kepercayaan dari masyarakat setempat.”

Ada tekanan besar untuk menerima pangkalan tersebut. Pengunjuk rasa dituduh membahayakan keamanan nasional. Walikota menegaskan hal ini bukanlah pengaduan dan kritik atas metode antidemokrasi negara. “Hal ini ditulis dalam konstitusi Korea kami bahwa semua kekuasaan berasal dari rakyat, tapi karena pembangunan pangkalan angkatan laut tidak menghormati kehendak masyarakat setempat, maka hal itu bertentangan dengan konstitusi!”

Para pemrotes akan mengajukan masalah tersebut yang membawanya ke tema Majelis WCC, “Allah kehidupan, membawa kita untuk keadilan dan perdamaian,” dan berbicara hal yang menyakitkan yang disebabkan oleh divisi pangkalan laut.

“Mereka menyebut Korea dan kita semua untuk cita-cita yang tinggi,” kata Pastor Mun kepada kelompok itu. “Anda tidak bisa mencintai sambil memegang senjata di tangan Anda. Saya bukan berasal dari Gangjeong tetapi setelah perjuangan sayang dengan orang-orang di sini saya tidak akan pernah bisa meninggalkan tempat ini. Saya ingin mati disini sambil memegang bendera budaya yang hidup!”

Jung-rae Jo, istri Pendeta Song mengatakan, “Pembangunan pangkalan bukanlah untuk melindungi perdamaian tetapi untuk persiapan perang. Membiarkan pangkalan itu dibangun sama akan memungkinkan perang.”

Berdoa Untuk Solidaritas

Young-hee Jeong meminta solidaritas: “Kami adalah orang-orang yang sangat lemah. Kami tidak tahu tentang kepentingan kekuasaan dan proses. Tapi kami berharap bahwa Anda mendengarkan cerita kami dan berdoa bagi perjuangan kami dan bahwa gereja-gereja di seluruh dunia yang berkumpul di Busan akan memperkuat suara kami!”

Selama kunjungan di jemaat lokal, peserta mengakui bahwa kampanye ini sangat kontroversial di kalangan penduduk setempat. Beberapa orang di antara penduduk setempat yakin bahwa sebuah pangkalan angkatan laut tersebut akan memberikan keamanan yang lebih besar bagi Korea.

Perjuangan masyarakat Jeju menyerukan perdamaian: Perdamaian di Komunitas, Perdamaian di Bumi, Perdamaian di Marketplace dan Perdamaian antar Masyarakat  sebagai mana yang diutarakan di Pertemuan Perdamaian WCC di Jamaika 2011.

Setelah pertemuan ini, para peserta meminta WCC memberikan solidaritas kepada demonstran untuk perdamaian karena mereka berjuang menuju budaya kehidupan dengan keadilan dan perdamaian. Ziarah WCC dalam tahun-tahun mendatang bisa terinspirasi dari banyak hal dengan kementerian perdamaian seperti yang telah kita saksikan di pulau Jeju. (oikumene.org)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home