Loading...
MEDIA
Penulis: Eben E. Siadari 08:32 WIB | Selasa, 23 Agustus 2016

Singapura Sebut Siaran Dakwah Radio di Batam Picu Masuk ISIS

Logo Kementerian Dalam Negeri Singapura

BATAM, SATUHARAPAN.COM - Dua warga Singapura yang ditahan oleh pemerintah negara itu karena merencanakan bergabung dengan kelompok ekstremis Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengaku mengalami radikalisasi setelah mendengar siaran dakwah dari sebuah radio Indonesia yang berbasis di Batam.

Namun radio tersebut, Radio Hang, telah mengeluarkan bantahan pada hari Minggu (21/8). Radio itu, membantah menyiarkan khotbah ekstremis. Manajer Radio Hang, Abu Yusuf, mengatakan radio itu menyiarkan khotbah agama namun tidak pernah menyebarkan "ajaran ISIS".

"Sebaliknya, kami telah memberitahukan terhadap orang-orang yang tidak mempraktikan Islam dengan benar," kata dia sebagaimana dilansir dari Batam Pos.

Laman resmi Kementerian Dalam Negeri Singapura www.mha.gov.sg, dalam siaran persnya 19 Agustus 2016, mengatakan  dua warganya, Rosli bin Hamzah (50), dan Mohamed Omar bin Mahadi (33), ditahan di bawah undang-undang keamanan (Internal Security Act, ISA) pada bulan Agustus, setelah pihak otoritas mengetahui mereka berusaha melakukan perjalan ke Suriah untuk berjuang bersama ISIS.

Rosli bin Hamzah, 50 tahun, yang bekerja sebagai pencuci mobil, ditangkap untuk diselidiki ketika ia pulang dari Batam setelah mengunjungi istri dan anaknya di Batam, yang merupakan warga negara Indonesia.

Rosli mulai mendengarkan Radio Hang pada 2009. Lalu pada Agustus/September 2014, ia diperkenalkan dengan materi-materi radikal yang mempromosikan kelompok teroris ISIS melalui medsos.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Singapura, Radio Hang kadang-kadang menyiarkan penceramah yang berkotbah tentang pandangan agama secara ekstrem.

Rosli berencana pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan sangat aktif mencari informasi rute ke negara itu. Ia juga secara aktif membagikan lewat medos konten-konten radikal, yang memotivasi orang untuk mendukung ISIS dan terlibat dalam jihad.

Hal yang mirip terjadi pada Mohamed Omar bin Hahadi yang juga telah ditahan oleh pemerintah Singapura. Ia telah melakukan persiapan dengan istrinya dan anaknya untuk pergi ke Suriah bergabung dengan ISIS.

Omar adalah seorang supir truk, ia mulai mendengar Radio Hang pada tahun 2010. Pada tahun 2012, ia menemukan materi radikal secara online dari ideolog Al-Qaeda, Anwar al-Awlaki yang mendorong dirinya mencari lebih banyak lagi ajaran radikal.

Pada tahun 2013, Omar menjadi yakin bahwa ISIS berjuang untuk membawa kejayaan bagi Islam dan menjadi kewajibannya untuk menjadi pejuang ISIS di Suriah. Ia bahkan sudah bersiap untuk meninggal sebagai martir.

Bantahan Radio Hang

Pihak Radio Hang telah membantah tuduhan ini. Station Manager Radio Hang FM, Abu Yusuf secara tegas menolak jika Radio Hang FM dikaitkan sebagai media yang memicu radikalisme.

Kepada Batam Pos, ia mengatakan bahwa  justru materi siaran Radio Hang FM memuat materi yang berkenaan tentang kemaslahatan juga memperbaiki akhlak umat seperti akidah, fikih, dan muamalah.

“Kita justru anti kekerasan dan menentang paham radikalisme,” kata  Abu Yusuf seperti dilansir koran Batam Pos,  Minggu (21/8).

Menurutnya materi siaran juga sesuai dengan pemahaman Ahlussunnah wal jamaah, yang selain menolak paham radikalisme, terorisme terlebih ISIS, juga menolak paham atau tindakan lain yang bertentangan dengan prinsip dasar agama Islam yang cinta damai.

“Untuk mengeceknya silakan dengarkan Hang FM 24 jam,” tantang Yusuf.

Dia menyesalkan pemberitaan oleh Mediacorps Singapura itu karena telah mendiskreditkan Radio Hang FM. “Kami tidak pernah memperkenalkan paham ISIS, justru kami mendakwahi orang yang tidak sesuai dengan Islam yang sebenarnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kepri, Suyono mengatakan selama dalam pengawasan KPID, dalam siarannya Radio Hang FM justru menolak radikalisme maupun terorisme.

“Yang kita dengar beberapa minggu lalu contohnya, ceramahnya justru sangat anti radikalisme, jauh sebelum ada pemberitaan (Mediacorps) ini,” ungkap pria yang juga anggota Bidang Pengawasan Isi Siaran ini.

Selain itu, Radio Hang FM juga pro pemerintah, itu terlihat dari beberapa sesi tanya jawab yang jika pendengar bertanya sikap Muslim terhadap pemimpin.

“Bahkan coba perhatikan dan dengar Hang FM pukul 06.00 WIB dan pukul 00.00 WIB pasti lagunya Indonesia Raya itu."

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home