Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 11:21 WIB | Sabtu, 27 Desember 2014

Tak Akurat, Mesir Larang Penayangan “Exodus”

Salah satu adegan dalam Exodus: Gods and Kings. (Foto: trailer)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Masyarakat Mesir terpaksa harus gigit jari untuk menonton film Exodus: Gods and Kings yang tengah naik daun dan diputar di berbagai bioskop di sejumlah negara lantaran pemerintah melarang film tersebut tayang di negara mereka.

Seperti dikutip BBC pada Sabtu (27/12), badan sensor film Mesir menyebut film bertajuk Exodus ini sebagai film dengan ketidakakuratan sejarah.

Badan sensor mengatakan ketidakakuratan yang dimaksud meliputi adegan kaum Yahudi membangun piramida dan Nabi Musa membelah Laut Merah.

Bangsa Yahudi, menurutnya, tidak ambil bagian dalam proses pembangunan piramida dan gempa yang menyebabkan Laut Merah terbelah, bukan Musa.

Pelarangan penayangan Exodus: Gods and Kings sebelumnya telah diberlakukan di Maroko.

Meski Pusat Sinema Maroko (CCM) telah memberikan lampu hijau bagi penayangan film tersebut, situs bisnis Maroko Medias24.com mengatakan pihak berwenang memutuskan melarang film itu sehari sebelum tayang perdana.

Seorang manajer bioskop mengatakan telah diperingatkan bioskopnya akan ditutup jika ia menentang larangan tersebut.

"Mereka menelepon dan mengancam akan menutup bioskop jika film tersebut ditayangkan," kata manajer Hassan Belkady.

Sekilas “Exodus: Gods and King”

Film arahan Ridley Scott itu dibintangi Joel Edgerton sebagai Firaun Ramses dan Christian Bale sebagai Nabi Musa.

Dengan biaya US$140 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun, film yang mengisahkan pembebasan bangsa Yahudi dari perbudakan di Mesir itu meraup US$24,5 juta atau sekitar Rp 304.5 miliar pekan perdana setelah dirilis.

Meski demikian, jika dibandingkan dengan film bertema keagamaan lainnya, pendapatan Exodus: Gods and King terbilang kecil.

Film Noah yang disutradarai Darren Aronofsky meraih US$43,7 juta atau sekitar Rp 543 miliar pada pekan perdana setelah dirilis pada Maret 2014, sedangkan film The Passion of the Christ mendulang US$83,3 juta atau sekitar Rp 1 triliun pada 2004 silam. (bbc.co.uk)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home