Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 15:54 WIB | Selasa, 23 Desember 2014

Hanung Bramantyo Ingin Filmkan Sitti Nurbaya

Sutradara muda Setiawan Hanung Bramantyo saat ditemui di Senayan, Jakarta pada Senin (22/12) malam. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sutradara muda Setiawan Hanung Bramantyo atau yang sering dikenal dengan nama Hanung Bramantyo berniat ingin mengedaptasi  novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli menjadi sebuah film musikal yang dikemas secara apik.

Karya sastra angkatan Balai Pustaka ini diakui mempunyai daya tarik magis yang membuat Hanung akhirnya tertarik ingin membuatnya menjadi produk seni visual.

“Saya sangat ingin memfilmkan Sitti Nurbaya, tapi belum tahu kapan. Saya ingin bikin film dari karya sastra dan itu musikal,” kata Hanung kepada satuharapan di Senayan, Jakarta pada Senin (22/12) malam.

Hanung merasa tertantang untuk memfilmkan karya sastra legendaris ini.

Dengan konsep film musikal yang diusung, Hanung ingin membuat teks-teks dalam novel Siti Nurbaya tak sekadar menjadi sebuah dialog, tetapi juga menjadi sebuah lagu.

Sutradara yang beberapa kali berhasil meraih Piala Citra ini sebenarnya ingin menunjukkan bahwa melalui film musikal,  dialog bukan sesuatu yang dibuat untuk menyampaikan pesan. Dialog hanya sebagian kecil dari film yang menjadi bagian dari elemen tersebut.

“Karena film itu sebenarnya adalah wujud visual. Pentingnya dialog dalam sebuah film tergantung konteksnya. Bagi saya film adalah sinematografi. Film adalah gambar dan tata suara,” ujar Hanung.

Menurut dia, dialog bukan elemen terpenting yang menjelaskan makna, isi, dan apa yang ingin disampaikan film maker kepada penonton.

“Kalau membuat sebuah film yang tidak membutuhkan dialog, ya dialog tidak menjadi penting. Dialog itu tidak untuk menjelas-jelaskan. Kalau gitu apa gunanya gambar, musik, dan set,” Hanung menambahkan.

Tentang Hanung

Hanung Bramantyo lahir di Yogyakarta pada 1 Oktober 1975. Hanung pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, namun tidak selesai. Setelah itu, ia pindah mempelajari dunia film di Jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Hanung beberapa kali meraih penghargaan sebagai sutradara terbaik.

Dalam Festival Film Indonesia 2005, ia terpilih sebagai Sutradara Terbaik lewat film arahannya, Brownies. Pada Festival Film Indonesia 2007, ia kembali terpilih sebagai Sutradara Terbaik melalui film Get Married.

Selama 14 tahun terakhir, Hanung berhasil menjadi sutradara di lebih dari 20 film, di antaranya ialah Perahu Kertas 1 dan 2, Ayat-Ayat Cinta, Perempuan Berkalung Sorban, Tendangan dari langit, dan Soekarno: Indonesia Merdeka. Lebih lanjut, pada 2015 nanti Hanung akan kembali menjadi sutradara dalam film Hijab

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home