Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:26 WIB | Minggu, 16 Oktober 2016

Tak Sesuai Target, Total Transaksi TEI 2016 Capai Rp 12,71 T

Transaksi capai US$ 974,76 Juta, naik 7,2 persen dari tahun 2015
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita (tengah) saat mengunjungi pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2016. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pameran perdagangan berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 ditutup hari Minggu (16/10) siang dengan angka transaksi yang cukup memuaskan, yaitu mencapai US$ 974,76 juta atau setara Rp 12,71 triliun.

Nilai transaksi tersebut naik 7,2 persen dari perolehan tahun 2015 yang mencapai US$ 909,31 juta atau setara dengan Rp 12,48 triliun. Namun angka tersebut anjlok hampir 36 persen dibandingkan dengan pencapaian pada helatan yang sama tahun 2014 sebesar US$ 1,42 miliar.

Menurut catatan satuharapan.com, pencapaian angka transaksi TEI 2016 tersebut belum mencapai target yang diharapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Arlinda, mengatakan Kemendag mengharapkan total transaksi TEI 2016 menembus US$ 1 miliar atau Rp 13 triliun.

“Kita kemarin sebenarnya menginginkan US$ 1 miliar. Tentunya ini dengan harapan kita melihat prospek yang cukup baik.  Nanti kita masih hitung, kita akan hitung terus setiap hari, sampai dengan semalam (Rabu, 12/10) masih terus bergerak,” kata Arlinda di JIExpo Kemayoran, Jakarta, hari Kamis (13/10) siang.

Sementara itu, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengaku bangga dengan hasil yang memuaskan pada TEI 2016. Pencapaian itu berasal dari transaksi produk US$ 826,52 juta dan jasa US$ 48,23 juta, serta investasi Indonesia ke negara lain sebesar US$ 100 juta. Negara dengan nilai transaksi prospektif terbesar antara lain India, Malaysia, Swiss, Mesir, dan Prancis.

“Kami bersyukur dan berbangga hati dengan naiknya nilai transaksi sebesar 7,2 perseb. Antusiasme para buyer juga menggembirakan," kata Mendag Enggar saat menutup secara resmi TEI 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, hari Minggu (16/10).

Kemendag mencatat pada penutupan TEI 2016 ada 15.567 pengunjung dari 125 negara sejak dibuka pada hari Rabu (12/10) dan berakhir hari Minggu (16/10).

Menurut Enggar, yang menarik ialah perolehan selama TEI telah sesuai dengan tujuan awal, yakni diversifikasi pasar dan produk.

"Pencapaian ini menumbuhkan optimisme pada peningkatan kinerja ekspor nasional tahun ini," kata Mendag Enggar.

Enggar mengatakan, banyak buyer yang datang dari negara nontradisional seperti Afrika, Timur Tengah, dan Asia Tengah. Para eksportir Indonesia juga beragam, mulai dari UKM, perusahaan swasta, BUMN, dan perusahaan yang dikoordinasi pemerintah daerah.

“Inilah fakta yang membuat kita cukup optimis bahwa diversifikasi terjadi tidak saja dalam hal pasar atau negara asal buyer, tetapi juga dalam hal peserta pameran, yang tentunya dapat memperkuat kapasitas ekspor nasional di masa depan,” lanjut Enggar.

Pencapaian diversifikasi produk terlihat dari lima produk yang diminati, yaitu mebel, elektronik dan peralatan listrik, makanan olahan, rempah-rempah, dan minyak atsiri. Selain itu, antusiasme buyer juga terlihat untuk produk specialty coffee (kopi premium).

Pada TEI 2016, kayu ringan mendapat respons luar biasa. Selama ini produk yang paling menggoda pasar Eropa ini belum banyak diekspos ke pasar internasional.

Kunjungan ke Produsen

Mendag menuturkan para pengusaha mancanegara juga melanjutkan bisnisnya dengan mengunjungi sejumlah produsen. Buyer asal Nigeria, Yordania, dan Namibia misalnya akan melanjutkan perjalanan ke PT. PINDAD di Bandung untuk menjajaki pembelian tank dan senjata.

Karena itu, kata Enggar, angka transaksi TEI 2016 diyakini akan terus bertambah. "Nilai ini diyakini akan terus meningkat meskipun TEI ditutup hari ini. Rangkaian proses transaksi yang dilakukan selama TEI terus berlanjut dengan adanya sebagian buyer yang akan melakukan kunjungan ke produsen di beberapa daerah,” kata Enggar.

Lebih lanjut, Enggar mengapresiasi prestasi para eksportir Indonesia yang mampu bersikap profesional, mampu meyakinkan para buyers mancanegara untuk bertransaksi di tengah perlambatan ekonomi dunia.

“Artinya, para eksportir kita sudah mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan selera atau minat pasar, berdaya saing tinggi dengan harga yang kompetitif, bahkan bila dibandingkan dengan produk sejenis dari RRT,” kata Enggar.

Sementara itu, sisi hubungan bisnis jangka panjang juga mencatat pencapaian tersendiri. Sedikitnya telah terlaksana 31 penandatanganan kontrak dagang buying mission senilai sekitar US$ 200 juta atau setara Rp 2,6 triliun antara peserta pameran dengan para importir dari 16 negara.

Enggar menegaskan, Pemerintah akan terus memantau dan membantu tindak lanjut kontrak dagang yang dihasilkan TEI 2016 ini.

Fasilitasi Pemerintah

Menyadari pentingnya produk bernilai tambah, Enggar meminta semua unsur pemerintah perlu meningkatkan fasilitasi pada para pelaku usaha. Kemendag menargetkan TEI tahun depan akan menampilkan semakin banyak produk ekspor yang makin berdaya saing dan didukung desain serta kemasan yang atraktif.

“Kita harus memaksimalkan fasilitas yang kita miliki seperti Indonesia Design Development Center (IDDC). Kami akan terus menggiatkan kolaborasi antara desainer dengan pengusaha melalui IDDC tersebut,” kata Enggar.

Selain itu menurut Enggar, tingginya jumlah dan keragaman negara asal buyer perlu diapresiasi. Ini merupakan kerja keras para perwakilan perdagangan kita di KBRI, Atase Perdagangan di 24 negara, dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di 19 kota di luar negeri.

Enggar mengatakan, banyak pertemuan kehormatan atau courtesy call dengan dua pejabat setingkat menteri dan sejumlah duta besar negara-negara sahabat beserta delegasi dagang mereka yang menjadi awal yang prospektif bagi hubungan dagang di masa mendatang.

“Apreasi yang tinggi kami sampaikan kepada teman-teman perwakilan perdagangan serta dukungan dari Kementerian Luar Negeri. Ke depan, mereka diharapkan selain menjadi salesman, juga menjadi customer service yang andal, yang mampu meningkatkan nilai bisnis sekaligus menangani keluhan. Kolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri akan kami perkuat lagi dan menggandeng teman-teman Diaspora Indonesia yang jumlahnya 8 juta orang di 35 negara,” lanjutnya.

Enggar juga berkomitmen bahwa TEI ke depan harus mampu mengantisipasi dan memfasilitasi transaksi digital yang makin berperan dalam perdagangan internasional.

“Saya melihat dan mengapresiasi partisipasi perbankan di TEI tahun ini. Ke depan, partisipasi perbankan, lembaga keuangan, dan pelaku teknologi keuangan harus ditingkatkan untuk merespons tren global tersebut,” kata Enggar. (PR)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home