Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 14:00 WIB | Jumat, 15 April 2016

Tapak Dara, Harapan bagi Penderita Leukemia

Tapak dara (Catharantus roseus). (Foto: updateterbaru.tk)

SATUHARAPAN.COM – Tapak dara memang tidak sepopuler mawar, atau melati, ataupun anggrek sebagai tanaman hias. Orang bahkan melihatnya sebelah mata. Namun, siapa sangka, manfaat dan khasiatnya tidak kalah dengan bunga-bunga populer lain. Tapak dara bahkan disebut-sebut memiliki khasiat menangkal kanker.

Tapak dara adalah perdu kecil tahunan, yang tumbuh baik mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Perdu ini tumbuh menyamping, tingginya bisa mencapai 0,2-1 meter. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip berselingan. Panjang daun sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek. Batang dan daunnya mengandung lateks berwarna putih.

Mahkota bunganya berbentuk terompet, ujungnya melebar. Bergantung pada kultivarnya, warnanya bermacam-macam, mulai dari merah, putih, merah jambu. Buahnya berbentuk silinder, ujungnya lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji.

Tapak dara adalah perdu tahunan berasal dari Madagaskar, yang menyebabkannya disebut Madagascar periwinkle atau rose periwinkle dalam bahasa Inggris.

Nama ilmiahnya Catharanthus roseus (L.) Don, dan memiliki nama sinonim Vinca rosea, nama ilmiah yang dikenal sebelumnya. Tak mengherankan, seperti dikutip dari wikipedia.org, nama vinca dipakai di beberapa negara, di antaranya vinca rosa (pink vinca) dan vinca rosada (roseous vinca) di Spanyol, vinca-de-madagascar (Portugis).

Nama lainnya, putica (Venezuela), izmir guzeli (Turki), noyon tora (Assam), nithyakalyani (Tamil). Di Yunani dan Cyprus, tanaman ini disebut dhafnaki, mengacu pada bunga daphne. Orang Malaysia mengenalnya dengan nama kemunting cina, pokok rumput jalang, pokok kembang sari cina, atau pokok ros pantai. Di Filipina, dikenal dengan nama tsitsirika. Nama lainnya adalah hoa hai dang (Vietnam), chang chun hua (Tiongkok), soldaten bloem (Belanda).

Di Indonesia tumbuhan hias pekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam nama, seperti  sindapor (Sulawesi), kembang tembaga (Sunda), dan kembang tapak dara (Jawa).

Manfaat dan Khasiat

Bunga dan daun tapak dara, mengutip dari wikipedia.org, berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia dan penyakit Hodgkin. Kandungan bahan kimianya adalah vincristine, vinblastine, reserpine, ajmalicine, dan serpentine.

Kandungan lainnya adalah catharanthine, leurosine, norharman, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline, vindolinine, akuammine, vincamine, vinleurosin, dan vinrosidin. Berbagai alkaloid itu beracun. Tanda-tanda keracunan tapak dara adalah demam, loyo, dan muntah-muntah dalam tempo 24 jam. Tanda-tanda yang lain adalah neuropati, kehilangan refleks tendon, berhalusinasi, koma, dan kematian.

Arif Yoga Pratama, Ari Purnomo, dan Amallia Nugrahaeni pada 2013, saat masih tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), seperti dapat dibaca di fmipa.uny.ac.id,  membuat inovasi dengan memanfaatkan daun dan bunga tapak dara untuk dibuat teh yang berguna sebagai alternatif obat leukemia.    

Arif dan kawan-kawan mendasari inovasinya pada kenyataan tapak dara sejak lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Mereka terutama melihat pada kandungan alkaloid vinblastine, vincristine, leurosine, catharanthine, dan lochnerine, yang berkhasiat sebagai antikanker.

Tapak dara tumbuh subur di padang atau di pedesaan beriklim tropis, merupakan salah satu alternatif yang murah dan mudah didapatkan sebagai obat tradisional.

Penelitian tentang pemanfaatan tanaman tapak dara sebagai obat leukemia dilakukan Arif dan kawan-kawan dengan cara mengeringkan bunga dan daunnya untuk dijadikan teh celup. Untuk pengujian kandungan antioksidan dalam teh tapak dara digunakan metode spektofotometer. Teh diseduh dalam air hangat untuk diuji kandungannya.

Tapak dara sangat mudah ditanam, namun tidak tahan terhadap pemangkasan besar. Tapak dara biasanya diperbanyak dengan bijinya yang lembut. Tumbuhan ini menyukai tempat-tempat yang terbuka, tapi tak menutup kemungkinan bisa tumbuh di tempat yang agak terlindung pula.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home