Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 17:10 WIB | Kamis, 03 Maret 2016

44 Proyek Industri Makanan-Minuman Serap 17.796 Tenaga Kerja

Kepala BKPM Franky Sibarani. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun 2015 secara khusus memantau terlaksananya 44 proyek industri makanan dan minuman.

Proyek-proyek tersebut apabila direalisasikan secara keseluruhan nilai investasinya mencapai Rp 24,1 triliun dan menyerap tenaga kerja sebesar 17.796 tenaga kerja. Proyek-proyek industri makanan dan minuman tersebut diharapkan dapat menopang pencapaian realisasi investasi di sektor padat karya.

Kepala BKPM, Franky Sibarani, menyampaikan bahwa dari 44 proyek industri makanan yang ditetapkan untuk dipantau pada tahun 2015, tercatat 11 proyek telah rampung masa konstruksinya. Dari proyek yang telah selesai masa konstruksinya tercatat realisasi investasinya senilai Rp 4,7 triliun dan menyerap tenaga kerja sebesar 2.818 tenaga kerja.

“Industri makanan memiliki nilai strategis karena dari realisasi 11 proyek tersebut memiliki orientasi ekspor senilai US$ 1,1 miliar,” ujar Franky dalam keterangan resmi kepada media, hari Kamis (3/3).

Menurut Franky, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk mengawal proyek-proyek investasi tersebut.

“Kini kami fokus untuk mendorong konstruksi 33 proyek industri makanan. Apabila ini berjalan dengan lancar, maka angka realisasi investasi dari sektor padat karya juga akan otomatis ikut meningkat,” jelasnya.

Lebih lanjut Franky menjelaskan bahwa untuk 33 proyek yang sedang dikawal oleh BKPM, juga memiliki potensi nilai ekspor yang mencapai US$ 1,2 miliar. Total potensi nilai ekspor dari proyek-proyek industri makanan dan minuman yang telah dipantau BKPM mencapai US$ 2,3 miliar per tahunnya.

“Investasi yang berorientasi ekspor ini sangat penting mengingat kinerja ekspor cenderung melemah akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia,” katanya.

Franky menambahkan bahwa industri makanan dan minuman merupakan kontributor terbesar dari sektor padat karya. Dari realisasi investasi sektor prioritas industri padat karya tahun 2015 sebesar Rp 55 triliun, industri makanan dan minuman menyumbang Rp 43,5 triliun atau setara dengan 79 persen dari total realisasi investasi sektor padat karya.

“Sektor padat karya menurun di tahun 2015, karena industri makanan dan minuman juga turun 18 persen pencapaiannya. Oleh karena itu, BKPM akan mengawal khusus proyek industri makanan dan minuman sehingga diharapkan juga akan meningkatkan realiasi investasi sektor padat karya,” lanjutnya.

Sebaran lokasi investasi industri makanan bila berkaca pada data realisasi tahun 2015, posisi tertinggi masih di Jawa Timur sebesar Rp 10,9 triliun kemudian diikuti oleh Jawa Barat Rp 6,3 triliun dan ditempat ketiga Riau sebesar Rp 3,5 triliun. Sementara dari sumber investasi realisasi banyak dari PMDN sebesar Rp 24,5 triliun, kemudian sisanya investor asing dipimpin oleh negara Singapura sebesar Rp 4,8 triliun.

“Kami mengharapkan ke depan investasi industri makanan dan minuman ini dapat meningkat lebih pesat,” ungkapnya.

Seperti diketahui BKPM mengumumkan bahwa terdapat proyek investasi sebanyak 200 perusahaan dalam tahap konstruksi sepanjang tahun 2015 yang dipantau realisasinya.

Hingga kini, tercatat proyek-proyek yang telah direalisasikan dalam dua daftar tersebut mencapai Rp 264,7 triliun atau 51,4 persen dari total rencana investasi 200 perusahaan tersebut sebesar Rp 512,6 triliun. Adapun  proyek  tersebut terdiri dari bidang industri, pembangkit tenaga listrik, real estate dan beberapa industri lainnya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home