500 Hari Wartawan Washington Post Mendekam di Penjara Iran
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Jurnalis Iran-Amerika Serikat, Jason Rezaian, 39 tahun, genap 500 hari mendekam di Penjara Evin, Iran, pada Rabu (2/12), di tengah desakan agar dia dibebaskan.
Wartawan The Washington Post tersebut, seperti diberitakan Kantor Berita AFP, dinyatakan bersalah terlibat spionase oleh pengadilan rahasia Iran dan kini menjalani masa penahanan tanpa batas waktu yang jelas di Penjara Evin.
The Washington Post menuding persidangan tersebut direkayasa, dan kasus yang dialami Rezaian kemudian diusut oleh Kelompok Kerja PBB untuk Penahanan Sewenang-Wenang tanpa membuahkan hasil.
“Jason tidak melakukan kesalahan apa pun,” ujar editor eksekutif The Washington Post Martin Baron, “Iran bahkan tidak pernah mengungkapkan bukti.”
Para pejabat senior Iran mengklaim dalam beberapa bulan terakhir mereka menginginkan kasus Jason Rezaian diselesaikan, Baron menambahkan. “Namun, faktanya Jason masih mendekam di balik jeruji besi sehingga kredibilitas dan komitmen mereka dipertanyakan.”
Untuk memperingati 500 hari penahanan Rezaian, The Post menyerahkan laporan tambahan kepada kelompok kerja PBB.
The Post mencurigai memburuknya kesehatan wartawan yang dibesarkan di California selatan itu karena menghadapi kondisi yang keras di Penjara Evin dan mengklaim ada pelanggaran hukum selama persidangan.
“Dia mengalami komplikasi tekanan darah dan masalah kesehatan fisik dan mental yang belum ditangani atau ditangani secara buruk,” menurut laporan The Post.
“Dia berulang kali diinterogasi, mengalami penyiksaan psikologis dan fisik.”
Pihak keluarga wartawan yang memiliki dua kewarganegaraan, Iran dan Amerika Serikat itu, pun tidak berpangku tangan. Ali, saudara laki-laki Jason Rezaian, seperti diberitakan theguardian.com, mengirimkan petisi pada Selasa (1/12) kepada utusan Iran di PBB dengan diperkuat 500.000 tanda tangan, untuk meminta pembebasannya.
Editor : Sotyati
Hamas dan Fatah Hampir Sepakat Siapa Akan Mengawasi Gaza Pas...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Para pejabat Palestina mengatakan kelompok Palestina Fatah dan Hamas hampir m...