Loading...
HAM
Penulis: Dewasasri M Wardani 17:30 WIB | Kamis, 06 Desember 2018

70 Tahun Deklarasi HAM Universal dan Bangkitnya Populisme

Komisaris Tinggi PBB Urusan HAM Michelle Bachelet. (Foto: Free Press Kashmir)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Pejabat tertinggi PBB urusan HAM memperingatkan dunia akan kebangkitan nasionalisme yang berdasarkan populisme, yang mendahulukan apa yang disebut “kepentingan rakyat biasa” dibanding kepentingan kelompok elite.

Definisi tentang populisme ini mengancam berbagai hak dan kebebasan serta perlindungan yang tercakup dalam Deklarasi HAM Universal tahun 1948.

Tanggal 10 Desember mendatang akan diperingati sebagai ulang tahun ke-70 Deklarasi HAM Universal, yang dikeluarkan karena terjadinya kehancuran yang disebabkan dua Perang Dunia, Zaman Depresi tahun 1930-an dan pembantaian bangsa Yahudi yang disebut Holocaust.

Dokumen itu bertujuan untuk mencegah terulangnya bencana yang menghancurkan hak asasi manusia sejak Perang Dunia Pertama dulu.

Komisaris Tinggi PBB Urusan HAM Michelle Bachelet mengatakan, dokumen itu tetap kuat dan bertahan karena membela hak-hak yang sama masa ini, seperti ketika dirumuskan tujuh dasawarsa yang lalu.

Michelle Bachelet menambahkan, berbagai prinsip dasar yang dituliskan dalam Deklarasi HAM itu bisa diterapkan untuk menghadapi berbagai tantangan masa kini, seperti menjamin persamaan hak bagi kelompok LGBT, terancamnya kehidupan, kekurangan makanan dan gangguan kesehatan yang disebabkan perubahan iklim.

Michelle Bachelet mengatakan, banyak dari hak-hak dasar itu kini terancam oleh para politisi yang mendorong agenda berdasarkan nasionalisme yang sempit.

“Kalau para pemimpin berbicara tentang migran atau menyampaikan pidato yang penuh kebencian, atau bias terhadap warga dari negara lain, mereka pada dasarnya mendorong untuk tidak menghormati hak-hak asasi orang lain,” katanya.

Kata Bachelet, para pemimpin harus bertanggung jawab atas apa yang mereka katakan, dan harus memberi contoh yang baik kepada rakyatnya.

Komisaris tinggi PBB itu juga, menolak argumen yang sering digunakan oleh para pemimpin negara berkembang yang menyiksa dan menekan rakyatnya sendiri, dengan alasan bahwa HAM adalah konsep yang datang dari dunia Barat.

Kata Bachelet lagi, hak asasi manusia adalah hak-hak yang universal, yang dimiliki oleh semua orang, dan adalah kewajiban kita bersama untuk melindungi hak-hak yang tertera dalam Universal Declaration of Human Rights itu. (Voaindonesia.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home