Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 20:54 WIB | Jumat, 21 Februari 2014

Akhir Minggu, IHSG dan Rupiah Melonjak

Ilustrasi.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (21/2) kembali meningkat ke posisi 4.646 poin meski dibayangi jenuh beli saham. Rupiah juga menguat dibanding dolar AS. Dibanding kemarin, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 103 poin menjadi Rp 11.730.

IHSG BEI ditutup naik sebesar 47,93 poin atau 1,04 persen ke posisi 4.646,15. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 8,48 poin (1,08 persen) ke level 784,89.

"IHSG BEI kembali bertahan di area positif meski banyak penilaian bahwa saham-saham domestik sudah jenuh beli (overbought)," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, masih menguatnya saham-saham di sektor keuangan dan infrastruktur serta investor asing yang kembali melakukan aksi beli mampu membuat IHSG melanjutkan penguatan.

Dalam data perdagangan saham di BEI tercatat investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 588 miliar pada akhir pekan ini (21/2).

Ia mengharapkan bahwa meski ada peluang kenaikan lanjutan namun tidak langsung dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengambil posisi jual.

Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan IHSG berhasil menembus level 4.600 poin, kondisi itu perlu diwaspadai adanya potensi ambil untung pelaku pasar di dalam negeri.

Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan pada perdagangan saham selanjutnya (Senin, 24/2) di antaranya, Indofood Sukses Makmur (INDF), Kalbe Farma (KLBF), Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA), Holcim Indonesia (SMCB).

Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 212.632 kali dengan volume mencapai 5,03 miliar lembar saham senilai Rp 6,46 triliun. Tercatat, efek yang bergerak naik sebanyak 206 saham, yang melemah 104 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 93 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 174,16 poin (0,78 persen) ke level 22.568,24, indeks Nikkei naik 416,49 poin (2,88 persen) ke level 14.865,67 dan Straits Times menguat 14,13 poin (0,46 persen) ke posisi 3.099,93.

Rupiah Menguat 103 Poin

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 103 poin menjadi Rp 11.730 dibanding sebelumnya Rp 11.833 per dolar AS.

"Mata uang rupiah masih ditopang oleh sentimen dari dalam negeri, nilai tukar domestik bergerak sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang membaik," kata Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, mata uang rupiah masih dalam tren menguat untuk jangka pendek-menengah, mata uang domestik juga cenderung meningkat terhadap beberapa mata uang lainnya seperti dolar Singapura, yen Jepang, dolar Australia.

Ia menambahkan level acuan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) di 7,5 persen masih dinilai baik bagi investor dalam kalkulasi imbal hasil investasi.

Di sisi lain, lanjut dia, beberapa data ekonomi AS yang masih di bawah ekspektasi juga diperkirakan bahwa the Fed tidak akan terlalu agresif dalam melakukan pengurangan stimulus keuangannya.

Sementara itu, Analis pasar uang dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong mengharapkan pemerintah dapat menjaga fluktuasi rupiah di pasar uang agar tetap stabil sehingga tidak banyak spekulan yang muncul.

"Dalam beberapa hari terakhir, rupiah menguat cukup signifikan, pergerakan itu cenderung kurang sehat. Jika rupiah menguat jangan terlalu signifikan begitupun sebaliknya," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (21/2), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 11.792 dibanding sebelumnya (20/2) di posisi Rp 11.772 per dolar AS. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home