Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 09:46 WIB | Senin, 12 September 2016

Amerika Gelar Upacara Penghormatan Korban Serangan 11/9

Orang-orang berjalan di antara bendera nasional AS yang dipasang oleh mahasiswa dan staf dari Pepperdine University saat mereka memberikan penghormatan untuk menghormati para korban insiden 11 September 2001 di New York, di kampus mereka di Malibu, California pada 10 September 2016. Para siswa memasang sekitar 3.000 bendera di tanah untuk menghormati hampir 3.000 korban yang tewas dalam serangan hampir 15 tahun lalu itu. (Foto: AFP/Mark Ralston)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Rakyat Amerika mengadakan peringatan ke-15 serangan 11 September 2001 pada hari Minggu (11/9) dengan menyebut nama-nama korban yang meninggal dalam tragedi tersebut, membunyikan lonceng gereja dan menyalakan lampu di tempat kejadian di mana dua menara kembar besar di Kota New York runtuh.

Nama-nama dari 2.983 korban dibacakan dengan pelan oleh sanak saudara mereka sementara musik klasik mengiringi upacara di Plaza Memorial 9/11 di lower Manhattan dengan enam jeda mengheningkan cipta, lapor Reuters.

Empat pesawat bajakan ditabrakkan ke Pusat Perdagangan Dunia (WTC), Pentagon dekat Washington D.C., dan sebuah lapangan Pennsylvania.

Lebih 340 petugas pemadam kebakaran dan 60 personel polisi termasuk di antara yang meninggal dalam peristiwa tersebut pada Selasa pagi tahun 2001, dalam serangan di wilayah AS yang dipandang terburuk sejak Pearl Harbor dibom pada tahun 1941.

Banyak dari mereka meninggal ketika menaiki tangga dengan harapan mencapai para korban yang terperangkap di lantai-lantai yang lebih tinggi di menara-menara itu.

Tom Acquarviva kehilangan puteranya Paul yang berusia 29 tahun. Paul bekerja di firma jasa keuangan Canter Fitzgerald di lantai 101 hingga 105 dari Menara Utara, di atas lantai-lantai yang dihantam pesawat pertama. Paul adalah salah seorang dari 658 karyawan Canter Fitzgerald yang tewas dalam serangan tersebut.

Dalam upacara itu dia mengatakan dirinya merasa sangat kehilangan puteranya itu dan selalu terkenang.

Tak ada pejabat publik yang berbicara dalam upacara di New York, untuk menjaga tradisi yang mulai berlangsung pada tahun 2012. Tapi banyak tokoh hadir, termasuk Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik dan saingannya dari Partai Demokrat Hillary Clinton. (Reuters)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home