Loading...
INSPIRASI
Penulis: Woro Wahyuningtyas 01:00 WIB | Jumat, 19 Februari 2016

Anak dan Kekerasan Atas Nama Agama

Kekerasan yang dialami dan dilihat akan tersimpan dalam hidup mereka.
Anak-anak eks Gafatar (foto: pontianak.tribunnews.com)

SATUHARAPAN.COM – Kekerasan atas nama agama dan keyakinan lagi-lagi terjadi. Rasa-rasanya kekerasan seolah menjadi bagian dari hidup kita di Indonesia. Publik di Indonesia kembali menyaksikan atas nama agama dan keyakinan, ribuan orang harus meninggalkan tempat mereka tinggal dan memperoleh kehidupan. Dengan gamblang kita juga bisa menyimak, puluhan, mungkin ratusan anak-anak terpapar dalam prosesnya. Gafatar menjadi kelompok yang begitu terkenal, eks anggota kelompok ini mendapatkan kekerasan di Mempawah, Kalimantan Barat. Kota kecil yang bisa ditempuh dengan perjalanan darat selama 1,5 jam dari Pontianak. Setidaknya, ada 1.000 eks Gafatar yang diharuskan pergi dari Mempawah.

Kekerasan yang terjadi tersebut seolah ”difasilitasi” negara. Atas nama penyelamatan, mereka memfasilitasi perpindahan mereka ke kampung halaman asalnya. Semua ini dipertontonkan ke publik, termasuk anak-anak.

Tidak lama berselang, kelompok JAI (Jamaah Ahmadiyah Indonesia) di Pulau Bangka mengalami kekerasan serupa. Berawal dari kesulitan mendapatkan KTP, jemaat Ahmadiyah pun kesulitan tinggal di tempatnya sendiri. Mereka diminta angkat kaki dari Srimenanti oleh Bupati Bangka Tarmizi H. Saat. Kekerasan pun lahir dari aparatur negara yang melakukan pengusiran atas nama sebuah keyakinan.

Di antara semua itu ada anak-anak, baik anak-anak yang mengalami kekerasan, maupun anak-anak yang melihat kekerasan terjadi. Pertanyaannya, bagaimanakah kemudian kita melindungi anak-anak kita itu? Karena kekerasan yang dialami dan dilihat akan tersimpan dalam hidup mereka, dan kemungkinan akan berulang.

Semoga kita, dalam skop paling kecil keluarga bisa menjaga mereka dan meminta negara menghentikan segala jenis kekerasan atas nama agama, untuk melindungi anak-anak kita.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home