Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 19:31 WIB | Selasa, 27 Januari 2015

Andai Jim O'Neill Presiden RI, Ia Lakukan 3 Hal Ini

Andai Jim O'Neill Presiden RI, Ia Lakukan 3 Hal Ini
Jim O'Neill, Profesor Ekonomi University of Manchester (Inggris) dalam acara Mandiri Investment Forum 2015 di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (27/1). (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
Andai Jim O'Neill Presiden RI, Ia Lakukan 3 Hal Ini
Kiri ke kanan: Destry Damayanti (Chief Executive Director Bank Mandiri), David Fernandez (Managing Director, Head of FICC Research, and Chief Asia Economist dari Barclays (Inggris), Budi Gunadi Sadikin (Direktur Utama Bank Mandiri), Jim O’Neill , Abipyardi Riyanto (Presiden Direktur Bank Mandiri).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi setidaknya di angka 5 persen masih mengikuti atau mengacu perekonomian global.

“Mungkin saya perkirakan, kalau saya tebak setidaknya 5 persen. Selama kerangka kebijakannya tetap sesuai dengan perekonomian global, mungkin bisa lebih dari 5 persen, “ kata Jim O'Neill, Profesor Ekonomi University of Manchester (Inggris) dalam acara Mandiri Investment Forum 2015 di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (27/1).

Angka yang dia perkirakan tersebut lebih pesimistis dibandingkan asumsi dalam RAPBN-P 2015 yang disepakati Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah pada Kamis (22/1) lalu sebesar 5,7%.

Jim, ekonom yang pernah memimpin Goldman Sachs dan pencetus ide blok ekonomi Brazil, Rusia, India dan China/Tiongkok (BRIC) itu menyebut  alasannya adalah karena Indonesia sebagai salah satu negara yang berperan penting dalam acuan baru atau role model dalam arah perkembangan ekonomi dunia.

“Indonesia  ditunjang dengan banyak penduduk lebih dari 260 juta orang, Indonesia harus mampu memaksimalkan banyak faktor sehingga saat ini Indonesia memiliki cara untuk melakukan pengeluaran yang efektif, dan pasar akan lebih senang,” Jim menambahkan.  

Jim punya 'ramalan' yang positif tentang Indonesia. Menurutnya, Indonesia bisa menjadi negara tujuan investasi selain Tiongkok dan India.

"Potensi Indonesia sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi serta jumlah penduduk yang besar," kata Jim.

Jim menjelaskan, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia didasarkan pada kondisi ekonomi global yakni isu kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves/The Fed dan kebijakan stimulus bank sentral Uni Eropa (ECB) yang berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.

"Kemudian, IMF (Dana Moneter Internasional) merevisi proyeksinya setelah harga minyak turun. Saya juga memiliki pandangan sendiri bahwa ekonomi Indonesia dipengaruhi berbagai hal, pada saat yang sama tingkat ekonomi dunia lebih rendah," kata dia.

Jim O'Neill mengatakan ada tiga poin yang seharusnya menjadi fokus dari pemerintahan saat ini.  

“Ada tiga area dimana Indonesia masih di bawah Korea Selatan, yaitu investasi, edukasi, dan teknologi," jelas Jim.  

“Jika saya pengambil kebijakan ekonomi di Indonesia saya akan memperbaiki ketimpangan apa yang ada di negara saya, dan sekarang ini saya akan menuju ke tempat tersebut dan memperbaikinya,” kata laki-laki yang menggemari klub sepakbola Manchester United tersebut.

Jim menyebut dengan peningkatan di ketiga area tersebut Indonesia akan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Saya akan memastikan untuk fokus di sektor pendidikan, kesehatan, dan teknologi. Yang akan membawa Indonesia ke masa depan yang lebih cerah," kata Jim.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home