Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 17:46 WIB | Selasa, 27 Januari 2015

Jim O'Neill: Ekonomi RI akan Jadi Terbesar Ke-7 Dunia

Professor Ekonomi Universitas Manchester, Jim O’Neill pada Mandiri Investment Forum 2015 yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (27/1).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Terence James "Jim" O'Neill, mantan chairman Goldman Sachs Asset Management dan ekonom yang terkenal dengan kepeloporannya menciptakan istilah BRIC (Brazil, Rusia, India dan China atau Tiongkok) mengatakan  Indonesia berpeluang menjadi negara maju pada 2050 karena memiliki potensi jumlah penduduk yang besar. Indonesia dia yakini  bisa mencetak angka pertumbuhan ekonomi tinggi dengan produktivitas sumber daya manusia tinggi.

“Saat ini Indonesia dalam tabel di samping saya (dia menjelaskan sambil menunjuk tabel di sebelah tempatnya berdiri) saat ini Indonesia berada di urutan ke-19 ekonomi dunia, nah kalau lihat di tabel sebelah kanan (sambil menunjuk tabel) dapat kita lihat pada 2050 apabila pendapatan per kapita meningkat Indonesia bisa menempati peringkat ketujuh dunia,” Neill, yang saat ini menjadi  Profesor kehormatan untuk Ilmu Ekonomi di Universitas Manchester,  pada acara Mandiri Investment Forum 2015 yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (27/1).

Pada dua tabel yang dia perlihatkan kepada para nasabah Bank Mandiri tersebut, terpampang perbandingan angka pertumbuhan ekonomi dunia dari 20 negara berdasar data Universitas Manchester tempat dia mengajar. Tabel sebelah kiri merupakan tabel yang menunjukkan Amerika Serikat memegang puncak pimpinan klasemen pertumbuhan dunia pad 2012, akan tetapi di sebelah kanan Tiongkok dan India berurutan di peringkat pertama tabel tersebut diikuti Amerika Serikat, Brasil, Jepang, Rusia, dan Indonesia.

“Hal itu saya yakini akan terjadi karena komposisi demografi saat ini akan banyak berbicara pada 2050,” Jim menambahkan.

Jim mengisahkan bahwa perubahan ekonomi dunia sudah dia rasakan sejak lama, ketika pada 2009 lalu dia melihat kekuatan besar Tiongkok mampu menggeser Jepang dalam kancah percaturan ekonomi asia.

“Pada periode tersebut penerimaan pendapatan negara yang tinggi Tiongkok membuat negara itu disegani di kawasan Asia terutama industri manufaktur,” Jim menambahkan.

Jim memberi isyarat kepada Indonesia agar ada resep dalam hal kemajuan produk unggulan.

“Kalau Anda ingin seperti Tiongkok Anda jangan ekspor balik barang mentah ke Tiongkok, Anda akan kecewa karena mereka akan buat dua kali lipat lebih cermat dan cepat,” kata Jim.

Jim memberi syarat apabila ingin dikatakan sebagai negara maju dan mapan dalam perekonomian, Indonesia sebagai negara berkembang kini harus memiliki realisasi yang konkrit membangun infrastruktur.

“karena saya lihat ada beberapa hambatan di pembangunan pelayanan publik,” Jim mengakhiri penjelasannya.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home