Loading...
BUDAYA
Penulis: Reporter Satuharapan 10:20 WIB | Jumat, 16 September 2016

Apakah Disney Menggunakan Pengaruhnya untuk Kebaikan?

Ilustrasi. (Sumber: 2p.com)

SATUHARAPAN.COM - Siapa yang tak kenal Dory dari Finding Nemo, Luke Skywalker dari Star Wars, atau Tony Stark dari Iron Man?

Disney telah menjadi kekuatan besar dalam membentuk budaya selama beberapa dekade belakangan, bahkan satu dekade terakhir ini, melalui kepemilikan atas studio animasi Pixar, keberhasilan yang besar dari film komik-komik Marvel, dan waralaba Star Wars. Keadaan itu telah menempatkan Disney sebagai pemilik dari beberapa cerita paling terkenal dan tersukses di dunia.

Profesor Robert Thompson, Direktur Bleier Center untuk televisi dan budaya populer di Universitas Syracuse, mengatakan dalam perjalanannya Disney telah berkembang menjadi raksasa. Sejak didirikan pada tahun 1955, Disney telah memiliki penguasaan terhadap anak-anak di Amerika, lebih besar dari semua fenomena yang dapat kita sebutkan. Film-film awal Disney menjadi tanda akan pertumbuhan, apalagi kalau kita tambahkan Marvel, Pixar, Star Wars, ESPN, itu semua merupakan dorongan budaya dengan kekuatan tak terkira.

Selama ini banyak peneliti berpendapat Disney lebih menekankan mengenai nilai-nilai kekeluargaan, kekuatan kerja tim, mempromosikan kesamaan rasial, gender, serta budaya. Thompson mencontohkan film Frozen yang berhasil menyinggung konsep cinta pada pandangan pertama dengan menyatakan bahwa benar Anda dapat menikah dengan orang yang baru Anda kenal dalam sehari melalui sikap yang nyata dari cinta. Disney begitu berhasil membuat konsep yang disampaikan melalui film ini.

Peneliti lain, Greg Forster, dari Trinity International University, secara khusus mengagumi film-film animasi terbaru keluaran Disney yang ia sebut “the new Disney”. Forster menyebut itu sebagai upaya yang konsisten dari Disney untuk menghasilkan film-film animasi yang luar biasa.

Film-film tersebut merupakan sebuah upaya storytelling dengan strategi baru. Melalui strategi itu seolah Disney bukan hanya ingin bercerita tentang sesuatu hal. Lebih dari itu Disney sedang mengajarkan bagaimana kita harus hidup, dan hal-hal apa yang penting dalam hidup.

Ada banyak kepedulian moral di Amerika. Ada banyak peringatan pula yang diberikan. Bahkan Forster melihat film-film Disney berhasil melewati batas negara, batasan sosial, agama, batasan rasial, sehingga dapat dinikmati semua kalangan dari seluruh dunia.

Film-film itu tidak menjangkau segmen-segmen tertentu dalam masyarakat. Sebaliknya, mampu menjangkau semua orang. Forster mencontohkan fenomena film Frozen.

“Saya kira kalau Anda memiliki merk seperti yang Disney lakukan, khusus produk yang menargetkan orang muda dan keluarga, bukanlah hal yang aneh bila Anda dapat dengan mudah mempromosikan hal-hal yang baik. Memang film-film keluaran Marvel banyak yang mempertunjukkan adegan-adegan kekerasan, namun Disney berhasil mengemas dengan sangat menarik sehingga banyak orang justru menyukainya. Disney pun memiliki stasiun televisi ABC yang memberikan arahan agar orang tua banyak mendampingi anak-anaknya dalam menyaksikan tayangan-tayangan mereka.”

“Apakah ini baik atau tidak? Bagi saya ini merupakan sebuah integrasi kekuatan yang luar biasa dan saya melihat suatukombinasi yang hebat dari bisnis dan edukasi,” kata Profesor Thompson. (csmonitor.com/spw)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home