Arab Saudi: Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris, Tidak Mewakili Nilai Islam
RIYADH, SATUHARAPAN.COM-Dewan Ulama Senior Arab Saudi mengatakan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah kelompok teroris dan tidak mewakili nilai-nilai Islam yang sebenarnya, menurut laporan Kantor Pers Arab Saudi (SPA), hari Selasa (10/11).
Dewan tersebut menggambarkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok sesat yang merusak hidup berdampingan di dalam negara dan menimbulkan hasutan, kekerasan dan terorisme. Kelompok itu mengejar tujuan kelompoknya dalam upaya untuk merebut lebih banyak kekuasaan untuk dirinya sendiri, dan melakukannya di bawah kedok agama, tambahnya.
Dikatakan bahwa sejarah organisasi adalah salah satu kejahatan, perselisihan, ekstrimisme dan terorisme. Akibatnya, Dewan mengatakan segala bentuk dukungan, termasuk dana, untuk Ikhwanul Muslimin dilarang, sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah (petunjuk Nabi), kata pernyataan yang juga dikutip Arab News.
Dewana menambahkan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah kelompok yang menyimpang dan yang mendorong pemberontakan melawan para penguasa, mendatangkan malapetaka di negara-negara dan menggoyahkan hidup berdampingan secara damai.
Sejak pembentukannya, kelompok tersebut tidak pernah menunjukkan rasa hormat terhadap akidah Islam atau pengetahuan yang terkandung dalam Al-Qur'an atau Sunnah, satu-satunya tujuannya adalah untuk merebut kendali kekuasaan, kata para ulama itu.
Dewan menyimpulkan dengan menunjukkan bahwa sejarah Ikhwanul Muslimin mengungkapkan skala penuh kejahatan yang menjadi tanggung jawabnya, dan bahwa hal itu telah menginspirasi pembentukan banyak kelompok ekstremis dan teroris yang bertanggung jawab atas kekejaman di seluruh dunia.
Dewan mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap Ikhwanul Muslimin dan kegiatannya, dan memperingatkan mereka untuk tidak bergabung, mendukung atau terlibat dengan kegiatannya.
Arab Saudi memasukkan Ikhwanul Muslimin ke dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris pada Mei 2014, dalam dekrit kerajaan, bersama dengan tiga kelompok Islam lainnya yang berbasis di Timur Tengah. Hal yang sama dilakukan oleh Uni Emirat Arab.
Keputusan tersebut melarang keanggotaan kelompok, bersama dengan segala bentuk dukungan atau simpati kepada mereka yang diungkapkan "melalui pidato atau tulisan."
Tanggapan Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin Mesir mengecam pernyataan Dewan Ulama Senior Arab Saudi. Talat Fehmi, juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi telah mengambil keputusan ke arah ini sebelumnya, dan menambahkan, "Ikhwanul Muslimin bukanlah teroris, tetapi sebuah organisasi yang mengundang reformis," katanya dikuti kantor berita Turki, Anadolu.
"Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir tahun 1928 itu jauh dari kekerasan, teror, dan upaya mencabik-cabik ummat. Sejak didirikan, Ikhwanul Muslimin telah memanggil orang-orang kepada Allah dengan nasihat yang baik," kata Fehmi, seraya menambahkan organisasi itu membantah semua tuduhan Dewan.
Sebaliknya, Fehmi menekankan bahwa Ikhwanul Muslimin selalu menjadi korban kekerasan dan rezim diktator.
Ikhwanul Muslimin masuk daftar hitam otoritas Mesir pada tahun 2013, setelah penggulingan Presiden Mesir, Mohammed Morsi, oleh militer dan demonstrasi rakyat.
Editor : Sabar Subekti
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...