AS, Kanada dan Eropa Boikot Pelantikan Presiden Uganda
KAMPALA, SATUHARAPAN.COM - Delegasi Amerika Serikat, Kanada dan Eropa melakukan walk out dari upacara pelantikan presiden Uganda pada hari Kamis (12/5) menanggapi hadirnya Presiden Sudan, Omar al-Bashir, yang merupakan terdakwa kejahatan perang menurut Mahkamah Pidana Internasional.
Delegasi itu juga kecewa dengan komentar Presiden Uganda yang dilantik kelima kalinya, Yoweri Museveni, yang meremehkan International Criminal Court (ICC) atau Mahkamah Pidana Internasional dan mengatakannya sebagai kumpulan orang-orang tak berguna.
Departemen Luar Negeri AS, sebagaimana dilaporkan oleh VOA, mengatakan pada hari Kamis bahwa delegasi AS meninggalkan upacara di Kampala itu, karena kehadiran Omar al-Bashir, yang telah didakwa oleh ICC di Den Haag melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah Darfur, Sudan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Elizabeth Trudeau, mengatakan AS "prihatin bahwa Presiden Bashir telah diperbolehkan melakukan perjalanan ke Uganda."
Uganda adalah anggota ICC dan seharusnya menahan dan menyerahkan al-Bashir ke pengadilan karena terdakwa itu berada di wilayahnya. Namun dalam pidatonya hari Kamis, Museveni secara terbuka menyuarakan penghinaan terhadap ICC.
Berbicara kepada sejumlah kepala negara Afrika dan delegasi dari negara-negara lain, Museveni mengatakan ia tidak lagi mendukung ICC, menyebutnya "sekelompok orang yang tidak berguna."
Menanggapi hal itu, AS, pejabat Eropa dan Kanada meninggalkan upacara.
Museveni dilantik untuk kelima kalinya setelah ia berkausa sejak tahun 1986.
Editor : Eben E. Siadari
Para Pemimpin Dunia Beri Selamat kepada Donald Trump
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Putusan para pemilih Amerika Serikat lebih menentukan daripada yang dipredik...