Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:14 WIB | Rabu, 21 September 2016

AS Masukkan Jund Al-Aqsa dalam Daftar Organisasi Teroris

Anggota pemberontak dari kelompok garis keras Jund Al-Aqsa, menaiki sepeda motor di kota Taybat al Imam, setelah mereka memasuki kota di Provinsi Hama, Suriah pada 31 Agustus 2016. (Foto: dari Al Arabiya / Reuters)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat secara resmi memasukkan kelompok militan pemberontak di Suriah, Jund Al-Aqsa, masuk dalam daftar organisasi teroris, hari Selasa (20/9) dalam pembicaraan pengamanan gencatan senjata di Suriah.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa kelompok itu empat tahun lalu merupakan sebuah unit dari kelompok Front Al-Nusra yang berafiliasi dengan kelompok Al-Qaeda di Suriah. Keduanya juga masuk dalam daftar organisasi teroris oleh PBB dan sejumlah negara.

Jund Al-Aqsa memisahkan diri dan menjalankan operasi secara mandiri. Dan AS menyebutkan bahwa kelompok tersebut secara khusus didesain sebagai teroris global.

Serang Waerga Sipil

Sekarang, seperti dikutip AFP, Jund Al-Aqsa disebutkan beroperasi terutama di wilayah Provinsi Idlib dan Hama. Namun kelompok ini tetap "terbuka untuk bersekutu" dengan Front Al-Nusra. Deplu AS sudah menetapkan sebagai kelompok teror dua tahun lalu.

Dikatakan Jund Al-Aqsa berada di balik dua pemboman bunuh diri di Idlib pada Maret 2015 dan Februari 2014 yang disebutkan sebagai "pembantaian" terhadap 40 warga sipil di Maan di wilayah tengah Hama.

Penetapan oleh AS itu juga terkait dengan sanksi paralel oleh Departemen Keuangan AS yang melarang entitas dan individu AS terlibat transaksi dengan kelompok itu.

Penetapan dalam daftar organisasi teroris itu sampaikan ketika Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, memimpin pembicaraan di New York, hari Selasa bertujuan untuk mempertahankan gencatan senjata di Suriah. Hal ini terjadi setelah militer Suriah menyatakan gencatan senjata sepekan, dan kemudian melancarkan serangan bom baru di kota yang dikuasai pemberontak.

"Gencatan senjata tidak mati," kata Kerry menegaskan setelah pertemuan singkat  International Syria Support Group (Kelompok Internasional untuk Dukungan Suriah). Pertemuan itu digambarkan penuh dengan ketegangan.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home