Loading...
SAINS
Penulis: Dedy Istanto 00:00 WIB | Rabu, 27 Maret 2013

Badak Sumatra Tersisa 300 Ekor

Badak Sumatera kini tengah terancam keberadaannya akibat perburuan cula yang dilakukan banyak pihak. (dok. blogmhariyanto.blogspot.com)

[JAKARTA] Badak Sumatera atau dalam bahasa latinnya, Dicerorhinus sumatrensis, merupakan jenis badak yang mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan Badak yang berada di Afrika maupun India. Badak Sumatera yang masuk dalam kategori critically endangered species (kritis terancam punah), dalam daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN) kini menjadi perhatian dunia untuk melindunginya.

Badak yang mempunyai ukuran panjang sekitar 1 hingga 1,5 meter dan memiliki bobot berkisar antara 600 hingga 950 kilogram ini juga memiliki keunikan diantara sub-spesies lainnya. Cirinya yang begitu unik terlihat dari ukuran tubuhnya yang kecil dan badak ini juga memiliki rambut yang begitu banyak. Karakteristik inilah yang membuat ia sering disebut sebagai hairy rhino (badak berambut).

Selain itu, badak ini juga memiliki telinga yang cukup besar dengan kulit berwarna coklat atau terkadang kemerahan yang ditutupi oleh rambut disekitarnya.

Habitatnya di Sumatera bisa dijumpai di sekitar dataran rendah hutan rawa dan juga perbukitan. Meski terkadang areal vegetasi yang lebat pun menjadi salah satu lokasi perjumpaan, karena badak merupakan satwa liar yang memiliki ruang jelajah yang cukup luas. Satwa liar yang umumnya hidup soliter (menyendiri) kini populasinya kurang lebih sekitar 300 ekor di alam bebas.

Namun kondisi tersebut kini berkurang karena perburuan cula badak yang terus terjadi. Cula badak yang memiliki ukuran panjang cula bagian depan sekitar 35 hingga 80 cm dan cula belakang kurang lebih 10 cm ini menjadi incaran bagi para pemburu untuk dijadikan obat. Selain perburuan, semakin berkurangnya kualitas habitat spesies Badak Sumatera akibat ulah manusia juga menjadi salah satu persoalan serius.

Dalam waktu dekat, The International Union for Conservation for Nature (IUCN) Species Survival Commission (SSC) akan mengundang para stakeholder dari lembaga di Asia pada acara Sumatran Rhino Crisis Summit (SRCS) yang akan diadakan di Singapura pada tanggal 31 Maret hingga 4 April 2013 mendatang.

Pertemuan tersebut akan mendiskusikan dan membahas tentang langkah strategi pelestarian akan Badak Sumatera. Mengenal isu-isu penting yang membutuhkan langkah dan tindakan cepat dari berbagai pihak untuk menjaga pelestarian badak. (sumber : www.iucn.org)

 

 

Editor : KP1


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home