Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:24 WIB | Rabu, 19 November 2014

Banjir Merupakan Bencana Terbanyak di Kawasan ASEAN

Ilustrasi. Banjir di Jakarta setinggi lutut orang dewasa. (Foto: satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Berdasarkan data ADInet, ASEAN Disaster Information Network, banjir merupakan bencana terbanyak yang terjadi di kawasan perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara itu, sejak Januari hingga September 2014.

"Banjir menjadi bencana dominan di kawasan ini. Tidak kurang dari 90 kali bencana banjir terjadi di kawasan ASEAN dalam sembilan bulan saja," kata Eksekutif Direktur ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Center) Said Faisal di Jakarta, Selasa (18/11).

Ia mengatakan, bencana alam lain yang kerap terjadi di kawasan Asia Tenggara adalah angin topan sebanyak 38 kali, diikuti badai 12 kali, tanah longsor tujuh kali, kekeringan enam kali, gempa bumi lima kali, dan terakhir gunung meletus empat kali.

Menurut dia, bencana banjir hampir merata terjadi di setiap negara anggota ASEAN, "Bahkan Singapura pun terkena banjir. Tapi banjir plus memang terjadi di Filipina, Myanmar, Indonesia, dan Thailand, dengan angka terdampak begitu besar".

Tercatat pula rata-rata kerugian negara-negara ASEAN akibat bencana alam setiap tahunnya mencapai  US$ 4,4 miliar (Rp 53,4 triliun).

Menurut dia, negara-negara Asia Tenggara harus dapat mencari jalan bagaimana menggalang dana dari pihak swasta, pemerintah, hingga masyarakat dalam satu mekanisme koordinasi membantu bencana yang pas.

Untuk berbagai kebutuhan tanggap darurat bencana, menurut dia, disepakati setiap negara ASEAN menyetorkan US$ 30.000 (Rp 364 juta) per tahun. Bantuan lain selama ini juga datang dari negara-negara rekan dialog seperti Australia, Uni Eropa, Jepang, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, yang membantu dari fasilitas hingga peningkatan kapasitas.

Menurut staf logistik AHA Center Rina Tnunay, dana belum seutuhnya dari negara-negara ASEAN, namun datang pula bantuan dari negara donor. Bantuan yang diberikan beragam, mulai dari dana tanggap darurat hingga penguatan kapasitas sumber daya manusia.

Jepang, menurut dia, juga memberikan bantuan senilai US$ 12 juta (Rp 145,9 miliar) yang digunakan untuk tiga tahun. Bantuan tidak seluruhnya dalam bentuk cadangan logistik untuk bencana, tetapi juga fasilitas operasional AHA Center agar menjadi organisasi yang andal. (Ant) 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home