Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yunita Harahap Phillips 00:00 WIB | Selasa, 03 Desember 2013

Belajar Berani dan Setia dari Anak Kecil

Ahmed (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Hati kita pasti akan luluh menonton film Where is the Friend’s Home? karya Abbas Kiarostami tahun 1987.  Seorang anak bernama Ahmed tidak sengaja membawa pulang buku PR teman sebangkunya, Mohamed Reda Nematzadeh, karena kebetulan sampul buku PR mereka sama. Ahmed tahu, kalau tidak mengerjakan PR, Mohamed akan dikeluarkan dari sekolah. Guru mereka yang otoriter tidak mau tahu persoalan yang dialami muridnya. Ia hanya ingin muridnya patuh terhadap perintahnya.

Ahmed ingin mengembalikan buku PR Mohamed, tetapi dia tidak tahu alamat rumahnya. Ibunya melarang dia pergi, meskipun ibu tahu sanksi bagi Mohamed. Untuk menebus kesalahannya dan menyelamatkan temannya, Ahmed nekat kabur dari rumah untuk mengembalikan buku tersebut.

Hanya berbekal nama desa tempat tinggal Mohamed yang berada di bukit lain, Ahmed berlari naik dan turun bukit, melintasi perladangan dan naik bukit lagi. Bertanya kepada setiap orang yang ditemui. Namun, ternyata ada puluhan orang yang bernama Mohamed dan Nematzaneh di sana. Ahmed terus mencari walau hasilnya nihil. 

Ketika senja turun, langit gelap dan anjing-anjing liar melolong di kejauhan bukit, Ahmed terpaksa pulang ke rumah, diantar seorang kakek tua yang menemaninya separo jalan.  Syukurlah film ini ada redemption-nya. Esoknya di sekolah Ahmed mengembalikan buku PR Mohamed yang PR-nya sudah dikerjakan Ahmed semalaman suntuk. Mohamed pun lolos dari sanksi!

Hidup kita pun kadang tercemar oleh pelecehan otoritas seperti itu. Seperti guru dan ibu Ahmed dan Mohamed, kita kaku terhadap hukum dan tradisi sehingga mengabaikan belas kasihan dan penderitaan orang lain.

Film ini justru menggugah kita untuk membasmi penyakit itu dengan meneladani hati dan pikiran murni seorang anak kecil seperti Ahmed. Berjiwa setia kawan, bersedia menebus kesalahan yang dibuatnya sendiri, dan gigih menolong sesama kendati berisiko di depannya. Hanya generasi mudalah yang bisa memutuskan rantai ”kekakuan” itu. Karena itu, mulailah dari diri kita dan lingkup keluarga kita sendiri.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home