Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 00:00 WIB | Sabtu, 30 November 2013

Kita Mesti Telanjang

Menanggalkan. (foto: ymindrasmoro)

SATUHARAPAN.COM – Pada Minggu Adven I (1 Desember 2013) kita akan kembali mendengarkan seruan Yesaya: ”Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan.” (Yes. 2:5). Seruan itu bernada undangan, bukan paksaan. Undangan sekaligus peringatan tentang pentingnya berjalan dalam terang Tuhan.

Hanya dalam teranglah manusia dapat melihat. Manusia mampu melihat sejauh ada cahaya yang tertangkap retina. Tanpa terang, mustahil manusia dapat melihat. Dan hanya dalam teranglah, manusia dapat percaya diri dalam menentukan langkah hidupnya. Dalam gelap, yang dapat kita lakukan hanyalah meraba-raba penuh keraguan.

Dalam terang Tuhan juga berarti Dialah yang menerangi jalan kehidupan kita. Dengan kata lain, Allahlah yang menunjukkan jalan-jalan-Nya kepada kita. Ketika mengambil keputusan, kita mengambil keputusan berdasarkan terang Tuhan. Ringkasnya kita hidup dalam terang Tuhan!

Bicara soal hidup, tentulah kita paham bahwa hidup tidaklah abstrak. Hidup merupakan kegiatan sehari-hari. Hidup dalam terang Tuhan harus maujud dalam tindakan-tindakan konkret.

Yesaya menyatakan akan ada masa di mana orang-orang akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Pedang dan tombak sebagai alat perang itu tidak lagi disimpan untuk dipakai di masa perang, tetapi diubah menjadi alat-alat pertanian.

Ada perubahan bentuk. Alat-alat perang yang di gudang diubah. Dari alat perang menjadi alat produksi. Dari alat yang membinasakan (pedang), menjadi alat yang menumbuhkan (mata bajak). Dari alat pembunuh (tombak) menjadi alat pemelihara (pisau pemangkas).

Pada titik ini, hidup tak lagi diisi dengan keinginan untuk menghancurkan, tetapi membangun; bukan mematikan, tetapi menghidupkan; dan bukan merampas kehidupan, tetapi memberi kehidupan kepada pihak lain. Inilah salah satu tindakan konkret demi tercapainya damai sejahtera. Juga di bumi Indonesia ini.

Dan untuk mewujudkannya, mengutip syair Ebiet, ”Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih, suci lahir dan di dalam batin.”

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home