Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:47 WIB | Rabu, 18 November 2015

Beras Medium Langka, Pedagang Minta Beras Impor Disalurkan

Beras medium yang dijual di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Timur, hari Rabu (18/11). (Foto: Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kenaikan harga pada beras medium khususnya pada jenis IR 64 kualitas dua hingga di kisaran harga Rp 9.000-9.300 di kalangan pedagang Pasar Induk Beras Cipinang rupanya merupakan dampak dari langkanya beras yang banyak dibeli oleh masyarakat menengah ke bawah tersebut.

Oleh karena itu, Ketua Umum Koperasi Pedagang Pasar Induk Cipinang (KOPPIC) Zulkifly Rasyid meminta kepada pemerintah untuk segera menyalurkan beras-beras impor yang saat ini sudah ada di gudang Bulog.

“Masalah pasokan saya rasa dari daerah sudah pasti mulai berkurang ya sebab kenapa terjadinya El Nino sekarang dan kemarau panjang. Kalau saya mengatakan IR 64 tiga bulan yang silam itu sudah tidak ada di pasaran. Anda (wartawan) boleh bertanya kepada saya di mana harga beras berkisar Rp 7000 itu sudah tidak ada,” kata dia di Pasar Induk Beras Cipinang Jalan Pisangan Lama Jakarta Timur, hari Rabu (18/11).

Dia juga mempertanyakan mengapa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan pasokan beras mengalami surplus 10 juta ton. Padahal, lanjut dia, kenyataannya di pasar tidak ada.

“Kenapa Mentan mengatakan (pasokan) beras ini masih surplus? Kalau surplus berasnya di mana? Apa ada tengkulak di daerah atau pedagang besar di daerah? Kenapa? Sekarang Ketua KPPU melihat kenyataan bahwa yang saya bicarakan di televisi kemarin itu benar-benar beras tidak ada sama sekali,” kata dia dengan nada tinggi.

Dia berharap Bulog segera menyalurkan beras impor dari Vietnam yang memiliki kualitas kurang lebih sama dengan IR 64 itu agar harga beras medium bisa stabil dan mampu meredam harga yang mungkin akan naik lagi menjelang Natal dan Tahun Baru.

Menurut dia, 75.000 ton beras impor perlu disalurkan agar mencukupi pasokan hingga bulan Desember. Sedangkan untuk bulan Januari dan Februari beras impor juga akan masuk secara bertahap dari Vietnam dan Thailand.

“Kalau nggak salah, Januari mendatang KPPU ngomong akan masuk beras dari Thailand dan Vietnam untuk cover beras yang kualitas menengah ke atas.Kalau pemerintah tidak menggelontorkan (beras) impor saya takut harga bergerak naik bukan turun. Walaupun sudah ada impor yang masuk ke gudang dan di gudang masih menunggu instruksi menteri untuk begini begini.. Ini yang akan berbahaya. Saya harap ini (beras impor) yang harus segera digelontorkan,” kata dia.

Lebih Banyak Pasokan Beras Premium

Beberapa waktu yang lalu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina mengatakan bahwa pasokan beras saat ini sangat cukup. Namun, yang mendominasi pasokan beras tersebut adalah beras-beras premium dan dia juga mengakui kalau beras medium pasokannya mulai langka dan harga mulai naik.

“Pasokan beras itu cukup sekali tapi memang panen masuk. Tapi memang sebenarnya kita beruntung bahwa pasokan panen itu berasnya jenis premium. Tapi di pasar sudah mulai berkurang yang medium,” kata dia kepada satuharapan.com Srie yang ditemui di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta Selatan usai menghadiri MoU Kerja Sama Pengadaan Komoditi Pangan Strategis hari Jumat (13/11).

Biasanya, kata dia, untuk melakukan stabilisasi harga, Kementerian Perdagangan akan melakukan Operasi Pasar (OP) yang diinisiasi oleh Bulog seperti yang pernah terjadi saat Gita Wirjawan dan Rachmat Gobel masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan.

Namun, hingga saat ini Kemendag belum melakukan langkah apapun untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga terhadap beras medium di pasaran.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home