Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 19:15 WIB | Senin, 06 Juli 2015

BKPM Optimistis Penanaman Modal Asing Meningkat

Ilustrasi: Kepala BKPM, Franky Sibarani berbincang dengan Menteri ESDM, Sudirman Said saat uji coba peluncuran Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Gedung BKPM. (Foto: Dok. satuharapan.com/ Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengaku optimistis pertumbuhan penanaman modal asing ke Indonesia semakin meningkat, seiring dengan perbaikan daya saing investasi yang dilakukan pemerintah.

"Data World Investment Report memberikan optimisme bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi potensial di ASEAN bahkan Asia. Terlebih pemerintah saat ini sedang memperbaiki indikator kemudahan berusaha di Indonesia sehingga daya saing investasi Indonesia semakin meningkat," kata Franky dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (6/7).

Dia menjelaskan keyakinan tersebut berdasarkan laporan "World Investment Report 2015" yang menyatakan arus masuk investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke Indonesia pada 2014 tercatat tumbuh 20 persen menjadi 23 miliar dolar AS.

Ditambahkan Franky, pertumbuhan Indonesia tercatat lebih cepat dari Singapura yang meningkat hanya 4 persen menjadi 68 miliar dolar AS dan Vietnam sebesar 3 persen menjadi 9,2 miliar.

Ia mengatakan pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya untuk memperbaiki tujuh dari 10 indikator kemudahan berusaha di Indonesia.

Indikator tersebut antara lain memulai usaha, perizinan terkait mendirikan bangunan, pendaftaran properti, penyambungan listrik, pembayaran pajak,penegakan kontrak, dan penyelesaian perkara kepailitan.

Menurut dia, BKPM telah mempresentasikan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan kepada Bank Dunia, sehingga diharapkan peringkat daya saing investasi Indonesia semakin meningkat.

Indonesia sendiri saat ini menempati peringkat 114 untuk indeks kemudahan berusaha, di bawah negara ASEAN lainnya yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Franky mengaku, persaingan menarik investasi ke depan akan semakin meningkat. Contohnya, Vietnam yang berusaha memperbaiki iklim investasi dan melakukan "Free Trade Agreement" dengan sejumlah negara termasuk Uni Eropa.

Menurut dia, investor asing yang akan menanamkan modal ke sana diberikan kemudahan dalam memperoleh lahan untuk kegiatan usaha, sehingga investasi bisa bertumbuh pesat.

"Vietnam harus kita akui akan menjadi salah satu pesaing terberat kita. Saat ini, Indonesia masih berada di bawah Vietnam dalam menarik investasi dari Korea Selatan. Meski kita masih unggul untuk negara lainnya. Samsung dan LG adalah dua perusahaan Korsel yang memilih Vietnam sebagai basis produksinya di ASEAN," kata dia.

Data Financial Times mencatat Indonesia menempati peringkat keenam negara tujuan investasi Korea Selatan dengan nilai investasi 3,4 miliar dolar AS, di bawah Vietnam yang menempati peringkat ketiga.

Sementara itu, untuk investasi Jepang, Indonesia menempati peringkat keempat dengan nilai investasi 18,08 miliar dolar AS di atas Vietnam dan Thailand yang menduduki peringkat kelima dan keenam.

Sedangkan untuk negara tujuan investasi Tiongkok, Indonesia berada di peringkat kedua, paling tinggi di antara negara ASEAN lainnya. (Ant).

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home