Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 17:07 WIB | Rabu, 10 Agustus 2016

BNPT: Teroris Asing Ancaman Semua Bangsa

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius (kiri) dan Komisioner Komnas HAM Imdadun Rahmat di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, hari Rabu (3/8). (Foto: Dok.satuharapan.com/Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan bahwa fenomena teroris asing (foreign terrorist fighters/FTF) menjadi ancaman bagi semua bangsa, termasuk Indonesia

“Pelaku aksi terorisme bukan saja dari lokal, tetapi juga dari luar masuk ke dalam negara tertentu melakukan berbagai aksi. Fenomena inilah yang menjadi salah satu perhatian kami dalam melakukan penanggulangan terorisme," kata Suhardi dalam "The 2nd International Meeting on Counter Terrorism (IMCT)" di Nusa Dua Bali, hari Rabu (10/8) sebagaimana dikutip dari siaran pers.

Selain itu, ada juga fenomena hijrah ke wilayah konflik sebagaimana yang terjadi saat ini, di mana para simpatisan ISIS dari berbagai negara hijrah ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan tersebut.

Menurut dia, hal itu sebenarnya sudah pernah terjadi di Indonesia beberapa tahun lalu. Saat itu, ratusan WNI hijrah ke Afghanistan untuk bergabung dengan Al Qaida.

"Apa yang terjadi di Bali beberapa tahun lalu merupakan efek hijrahnya orang-orang ini ke Afghanistan. Pemerintah tidak ingin hal ini terjadi lagi bagi WNI yang kembali dari Irak dan Suriah," kata dia seperti dikutip dari Antara.

Kepala BNPT itu juga menekankan bahwa penyelundupan manusia perlu menjadi perhatian semua pihak karena perekrutan anggota yang dilakukan oleh ISIS bagian dari penyelundupan manusia.

Menurut dia, internet yang kini marak digunakan sebagai jalur komunikasi justru menjadi "sarang" teroris untuk memperlancar komunikasi di antara mereka sekaligus untuk merekrut anggota baru.

Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan program deradikalisasi yang kini digunakan oleh Pemerintah Indonesia dalam menekan radikalisme. Program ini dinilai telah memberikan hasil yang cukup siginifikan karena dilakukan secara masif.

Deradikalisasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan kultur dan keagamaan seperti pertemuan dengan keluarga teroris dan rehabilitasi bagi mereka yang telah sadar.

“BNPT juga menggunakan pendekatan narasi agama yang lunak dan toleransi untuk menekan pengaruh paham-paham ekstrem seperti takfiri yang banyak merusak pengikut radikalisme terorisme," katanya.

Ia menegaskan bahwa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional selalu melaksanakan mekanisme penanggulangan terorisme yang disepakati oleh dunia internasional. Indonesia juga konsisten menanggulangi fenomena ini secara terus menerus.

The 2nd International Meeting on Counter Terrorism dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal TNI (Purn) Wiranto.

Pertemuan internasional diikuti negara-negara dari seluruh dunia, antara lain Amerika Serikat, China, India, Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Prancis, Rusia dan Australia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home