Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 17:07 WIB | Senin, 03 Februari 2014

BPS: Impor Masih Sulit Ditekan

Suryamin, Kepala BPS. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor periode Desember 2013 naik 10,33 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sementara impor belum bisa ditekan, masih naik 2,04 persen dibandingkan bulan Desember tahun 2012.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia selama tahun 2013 mencapai 182,57 miliar dolar AS atau turun 3,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan nilai ekspor nonmigas turun 2,03 persen menjadi 149,93 miliar dolar AS.

Menurut data BPS, selama Desember 2013 nilai total ekspor mencapai 16,98 miliar dolar AS, naik 6,56 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 10,33 persen dari kurun yang sama tahun 2012.

Saat menyampaikan data-data ekonomi terkini di Jakarta, Senin (3/2), Kepala BPS Suryamin menjelaskan, nilai ekspor nonmigas selama Desember 2013 ekspor nonmigas mencapai 13,58 miliar dolar AS dan ekspor migas 3,41 miliar dolar AS.

Jika dibandingkan dengan periode November 2013, ekspor nonmigas meningkat 3,09 persen, sedangkan ekspor migas naik 23,07 persen.

Peningkatan ekspor nonmigas dipicu oleh peningkatan ekspor minyak mentah sebesar 12,49 persen (858,6 juta dolar AS), dan ekspor hasil minyak sebesar 84,52 persen (500,8 juta), sedangkan ekspor gas melonjak 18,10 persen (2,04 juta miliar dolar AS).

"Dari sisi volume ekspor migas terjadi kenaikan untuk minyak mentah dan hasil minyak masing-masing 11,98 persen dan 76,22 persen, demikian juga gas naik 21,1 persen. Sementara harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari 104,69 dolar AS per barel pada November 2013 menjadi 107,2 dolar AS per barel pada Desember 2013," jelas Suryamin.

Sementara kenaikan ekspor nonmigas selama periode Desember 2013 yang tertinggi terjadi pada komoditi bijih, kerak, dan abu logam yakni sebesar 40,18 persen (975,7 juta dolar AS), disusul ekspor pakaian jadi bukan rajutan sebesar 29,39 persen (353,3 juta dolar AS), serta kendaraan dan bagiannya melonjak 7,18 persen (362,8 juta dolar AS).

Sebaliknya, komoditi yang mengalami penurunan selain lemak dan minyak hewan/nabati adalah mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 59,9 juta dolar AS (11,51 persen), bahan bakar mineral 27,5 juta dolar AS (1,27 persen), plastik dan barang plastik 15,6 juta dolar AS (6,27 persen), serta karet dan barang karet 5,4 juta dolar AS (0,73 persen).

Lebih lanjut Suryamin menjelaskan, negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada Desember 2013 masih China, Jepang, dan Amerika Serikat dengan masing-masing nilai ekspor 2,36 miliar dolar AS; 1,4 miliar dolar AS, dan 1,3 miliar dolar AS.

Pangsa ekspor ketiga negara itu mencapai 37,19 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia.

Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) pada Desember 2013 mencapai 1,43 juta dolar AS.

Impor Masih Tinggi

Upaya pemerintah meningkatkan pasar ekspor selama Desember 2013, ternyata belum diikuti penurunan nilai impor.

Selama Desember 2013 nilai total impor mencapai 15,46 miliar dolar AS atau naik 2,04 persen dari bulan sebelumnya, namun turun 0,79 persen dibandingkan dengan kurun yang sama tahun 2012.

Suryamin menjelaskan, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, lima golongan barang yang nilai impornya menurun selama Desember 2013 yakni impor mesin dan peralatan listrik 113 juta dolar AS (turun 7,85 persen), serta mesin dan peralatan mekanik 102,1 juta dolar AS (4,17 persen).

Kelompok barang yang nilai impornya menurun yaitu kelompok serelia (12,69 persen), plastik dan barang dari plastik (6,27 persen), dan kapas (5,69 persen).

Nilai impor nonmigas terbesar masih berasal dari negara ASEAN yang mencapai 2,23 miliar dolar AS (20,13 persen), dan dari negara-negara Uni Eropa sebesar 1,03 miliar dolar AS (9,20 persen).

Selain itu tiga negara yang tergolong sebagai pemasok barang impor terbesar yaitu China (20,85 persen atau 2,3 miliar dolar AS), Jepang (13,7 persen/1,54 miliar dolar AS), dan Singapura (7,67 persen/861,4 juta dolar AS).

Suryamin menambahkan, meski impor beberapa komoditas nonmigas menurun, namun impor barang-barang seperti besi dan baja, sisa industri makanan serta kendaraan bermotor dan bagiannya mengalami kenaikan.

Impor besi baja naik 14,9 persen (89,9 juta dolar AS, sisa industri makanan naik 43,05 persen (79,3 juta dolar AS), kendaraan bermotor dan bagiannya 13,39 persen (71,4 juta dolar AS), barang dari besi dan baja naik 12,48 persen (41,3 juta dolar AS).

Nilai impor migas juga naik 283,1 juta dolar AS (7,19 persen), dipicu kenaikan impor hasil minyak dan gas yang berturut-turut sebesar 148,4 juta (5,71 persen), dan 189,7 juta dolar AS (91,47 persen).

Sebaliknya, impor minyak mentah turun 44 juta dolar AS atau 4,86 persen.

Secara kumulatif nilai total impor sepanjang tahun 2013 mencapai 186,63 miliar dolar AS atau turun 2,64 persen dibanding periode yang sama tahun 2012 dengan nilai impor migas 45,27 miliar dolar AS (naik 6,35 persen) dan impor nonmigas 141,36 miliar dolar AS (turun 5,20 persen). (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home