Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 13:50 WIB | Senin, 11 Mei 2020

BPTP Kalteng Diseminasikan Sawi Samhong King

Kepala BPTP Kalteng Syamsuddin (kanan) panen tanaman hidroponik di area perkantorannya baru-baru ini. (Foto: Antara/BPTP Kalteng)

PALANGKA RAYA, SATUHARAPAN.COM – Ingin bercocok tanam tetapi lahan terbatas? Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Kalimantan Tengah mendiseminasikan hidroponik sawi Samhong King, melalui kegiatan panen.

Kepala BPTP Kalteng Dr Syamsuddin di Palangka Raya, Senin (11/5), mengatakan lembaganya melakukan panen pakchoy dan sawi Samhong King di modul hidroponik di area perkantorannya.

“Panen kali ini menonjolkan serta mendiseminasikan sawi Samhong King yang sering disebut juga sawi keriting, karena bentuk daunnya agak lebih keriting dibandingkan jenis sawi lainnya,” katanya.

Berbeda dengan saudara sefamilinya sawi Caisim dan pakcoy, ciri sawi Samhong yang lain adalah daunnya sangat lebar dan batangnya panjang berwarna putih. Sawi jenis ini memiliki kandungan nutrisi kalsium, besi, magnesium, fosfor, kalium, sodium, zinc, dan tembaga.

Menurutnya pemenuhan sayuran di saat penyebaran COVID-19 cukup tinggi. Selain organik, pemeliharaan tanamannya juga tidak sulit, sehingga teknologi hidroponik dapat menjadi solusi bagi masyarakat di Palangka Raya maupun Kalteng untuk mengembangkannya.

Tanaman hidroponik relatif lebih cepat tumbuh kembang, sebab unsur hara dalam larutan dapat secara optimal dimanfaatkan sepenuhnya oleh tanaman.

“Hingga pada akhirnya daun lebih lebar dan daging buah lebih besar. Panen juga bisa dilakukan sekitar satu pekan sekali dan sekali panen di media tanamnya bisa menghasilkan sekitar 40 kilogram sayuran,” kata dia.

Usia tanaman juga beragam, misalnya sawi pagoda sekitar 40 hari baru panen, kangkung 28 hari panen, serta pakchoy usia 35 hari baru bisa dipanen. Kekurangannya, budi daya hidroponik perlu modal yang relatif cukup besar untuk awal pembuatan modulnya.

Selain itu kegiatan ini sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian dalam menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). RPL merujuk pada usaha pekarangan secara intensif di permukiman penduduk.

“RPL memanfaatkan berbagai sumber daya lokal secara bijaksana, guna menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas serta beragam,” ucapnya.

Sistem teknologi hidroponik BPTP Kalteng dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi teknologi mengenai tren prospek pemanfaatan lahan sempit.

Penanggung Jawab Hidroponik BPTP Kalteng, Andriansyah memaparkan, budidaya sistem hidroponik memiliki banyak kelebihan, di antaranya penggunaan lahan yang lebih efisien, efisien lingkungan, pemberian nutrisi (pupuk) dapat diatur, tanpa media tanah, tidak ada gulma, hingga tidak ada risiko penanaman terus-menerus sepanjang tahun.

“Selain itu, kuantitas dan kualitas produksi juga lebih tinggi, lebih bersih, bebas dari racun pestisida, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, serta periode tanam lebih pendek,” dia menjelaskan.

Tanaman lain yang dibudidayakan pada modul hidroponik BPTP Kalteng yaitu selada, sawi pahit morakot, dan sawi pagoda, dengan kandungan serat, vitamin dan nutrisi yang tak kalah penting, seperti vitamin A, vitamin E, vitamin K, asam folat, dan asam glukosinolat. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home