Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 07:16 WIB | Sabtu, 22 Agustus 2020

Buntut Serangan Mematikan pada Aktivis, Demonstran Bakar Kantor Parlemen di Basra, Irak

Protes di kota Basra Irak pada hari Senin (17/8). Mereka turun ke jalan karena korupsi keruntuhan ekonomi dan menuntut pemilihan umum yang bebas. (Foto: AP)

BASRA, SATUHARAPAN.COM-Pengunjuk rasa di kota Basra, Irak selatan, membakar kantor parlemen setempat pada hari Jumat (21/8) ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan mereka, kata seorang saksi mata dan sumber keamanan.

Para pengunjuk rasa berkumpul untuk menuntut parlemen Irak memecat gubernur provinsi itu setelah dua aktivis tewas dan yang lainnya terluka dalam tiga serangan terpisah oleh orang-orang bersenjata tak dikenal pekan ini. Pasukan keamanan melepaskan tembakan ketika pengunjuk rasa melontarkan bom bensin.

Aktivis Reham Yacoub, yang memimpin beberapa pawai perempuan di masa lalu, tewas pada hari Rabu (19/8) dan tiga lainnya terluka ketika orang-orang bersenjata dengan sepeda motor mengarahkan tembakan senapan serbu ke mobil mereka.

Itu adalah insiden ketiga pekan ini di mana orang-orang bersenjata menargetkan seorang aktivis politik anti pemerintah, setelah seorang aktivis terbunuh dan empat lainnya ditembaki mobil mereka dalam insiden terpisah.

Gelombang kekerasan dimulai ketika aktivis Tahseen Osama dibunuh pekan lalu, memicu demonstrasi jalanan yang berlangsung selama tiga hari di mana pasukan keamanan melepaskan tembakan langsung ke pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan bom bensin ke rumah gubernur dan memblokir beberapa jalan utama.

Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, memecat polisi Basra dan kepala keamanan nasional pada hari Senin (17/8) dan memerintahkan penyelidikan atas kekerasan tersebut. Itu menenangkan para pengunjuk rasa sampai pembunuhan Yacoub mendorong mereka kembali ke jalanan.

Kadhimi mulai menjabat pada bulan April, menjadi kepala pemerintahan Irak ketiga dalam periode 10 pekan yang kacau setelah berbulan-bulan protes mematikan di negara yang menjadi lemah karena puluhan tahun sanksi, perang, korupsi dan tantangan ekonomi. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home