Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 12:14 WIB | Senin, 15 Juni 2015

Bus Penyuluhan DBD Siap Beroperasi di DKI

Bus Penyuluhan DBD Siap Beroperasi di DKI
Bus Penyuluhan Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam rangka Hari Demam Berdarah se-ASEAN 2015 dan Menuju Jakarta Bebas DBD 2020 resmi dilepas oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Pendopo, Balai Kota DKI, Senin (15/6). (Foto-foto: Francisca Christy Rosana)
Bus Penyuluhan DBD Siap Beroperasi di DKI
Bus Penyuluhan Demam Berdarah.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bus Penyuluhan Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam rangka Hari Demam Berdarah se-ASEAN 2015 dan Menuju Jakarta Bebas DBD 2020 resmi dilepas oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Pendopo, Balai Kota DKI, Senin (15/6).

Bus ini rencananya akan beroperasi kurang lebih empat bulan, yakni Juni hingga Oktober di seluruh wilayah Jakarta, mulai dari Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Namun, bus ini tidak beroperasi di Kepulauan Seribu karena faktor aksesibilitas.

Bus ini nantinya akan mengangkut jumantik (juru pemantau jentik). Mereka akan singgah di perumahan-perumahan menengah ke atas. Penyuluhan bus DBD dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memang akan menyasar pada kalangan menengah ke atas. Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, HM Subuh, selama  ini petugas kesehatan selama ini sulit masuk area perumahan-perumahan kelas atas.

“Kami begitu sulit memasuki area perumahan-perumahan tersebut. Jadi artinya kita juga harus bisa menyosialisasikan masyarakat-masyarakat menengah ke atas. Kenyataannya pada saat ini mereka yang paling banyak kena,” ujar Subuh saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Senin pagi.

Dari data Kementerian Kesehatan, Subuh memaparkan dari 100 pengidap penyakit DBD, 30 persen di antaranya kalangan menengah ke atas.

Sementara itu Ahok, sapaan akrab Basuki mengakui 30 persen pengidap DBD berasal dari perumahan-perumahan menengah ke atas.

“Saya saja bisa kena DBD karena bekas dispenser air bersih bisa jadi tempat jentik nyamuk. Lurah bertanggung jawab untuk soal ini. Kita sudah tugaskan setiap lurah untuk tanggung jawab. Kita betul-betul ingin Jakarta ini bebas DBD. Banyak orang mungkin mengira gubernur nggak mungkin kena DBD,” kata Ahok.

Menurut Ahok, minimnya penyuluhan menyebabkan masyarakat tidak mengerti kawasan-kawasan bahaya yang menyebab jentik nyamuk berkembang.

“Kita berterima kasih kepada Kemenkes karena kita betul-betul ingin kali ini masuk ke kelas menengah ke atas. Karena DBD ini kan jentik dari nyamuk bersarang di air yang bersih, bukan kotor. Justru yang terjadi kelas menengah kita, apartemen, taman-taman, rumah mewah, mereka tidak mengizinkan kader jumantik masuk ke dalam. Nah, ini yang perlu kita mulai lakukan sosialisasi,” ujar Ahok.

Kepala Dinas Kesehatan Koesmedi Priharto menjelaskan saat ini memang hanya satu bus yang nanti akan turun di perumahan-perumahan. Bila hingga Oktober hasil evaluasi baik, operasi bus akan diperpanjang untuk waktu yang belum dapat ditentukan.

“Mobilnya nanti memberikan penyuluhan, melakukan pemberantasan sarang nyamuk, edukasi konseling kepada masyarakat,” ujar Koesmedi.

Bus ini sebelumnya telah beroperasi di Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home