Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 08:53 WIB | Rabu, 24 Juni 2015

Byron Fija, Pria Berdarah AS, Berjuang Lestarikan Bahasa Uchinaguchi

Byron Fija, saat memberi pelajaran di kelas. (Foto: japantimes.co.jp).

OKINAWA, SATUHARAPAN.COM – Laki-laki Jepang keturunan Amerika Serikat, Byron Fija memiliki tujuan mulia mempertahankan bahasa asli penduduk Pulau Okinawa, Jepang atau yang disebut bahasa  Uchinaguchi.

“Saya ingin melestarikan bahasa nenek moyang yang telah meninggalkan kita,” kata dia seperti diberitakan  japantimes.co.jp, Selasa (23/6).

Dia  saat ini cukup terharu melihat beberapa anak muda Jepang di Pulau Okinawa masih dapat berbicara dalam bahasa Uchinaguchi , dia cemas bahasa tersebut  punah jika tidak ada upaya yang dibuat.

Byron Fija, yang memiliki ayah Amerika dan ibu penduduk Okinawa, sekarang bekerja untuk melestarikan Uchinaguchi, bahasa asli Pulau Okinawa. Dia merasa perlu mempertahankan bahasa tersebut dalam rangka mengatasi krisis identitas.

“Uchinaguchi terdiri identitas saya sendiri," kata laki-laki berusia 45 tahun tersebut.

Dia lebih bangga menyebut diri sebagai seorang Amerika-Uchinanchu (Amerika-Okinawa) bukan Amerika-Jepang. Fija lahir di Naha, ibukota Prefektur, dari seorang ayah Amerika yang kemungkinan tentara AS, dan seorang ibu yang asli Okinawa. Tapi dia ditinggalkan dengan paman dan bibi segera setelah lahir.

Ketika ia masih kecil, Fija sering dijemput oleh teman-teman sekelasnya, yang memanggilnya "Amerika" karena penampilannya.

Fija mengatakan itu membuatnya bertanya-tanya siapa dia sebenarnya. Ia pernah pergi ke Amerika Serikat, bermimpi menjadi bintang rock. Dia percaya bahwa segala sesuatu akan berubah jika ia meninggalkan Jepang.

Tapi dengan sedikit pengetahuan tentang bahasa Inggris, banyak orang sering bertanya kepadanya, mengapa dia tidak fasih berbahasa Inggris padahal secara penampilan fisik seperti orang Amerika.

Orang-orang di Amerika Serikat  tidak ragu Fija akan berbicara bahasa Inggris karena ia tidak terlihat seperti orang Asia.

Pada usia 24, Fija kembali ke Okinawa dan mendengar untuk pertama kalinya sanshin, alat musik tradisional Okinawa dengan tiga senar, bersama dengan lagu-lagu rakyat Okinawa dinyanyikan dalam Uchinaguchi.

Fija katanya secara naluriah tahu bahwa "musik Okinawa akan dicintai oleh siapa pun di dunia."

Karena ia yakin bahwa ia tidak pernah bisa menjadi Okinawa benar tanpa mengetahui bahasa, ia belajar dengan berulang kali mendengarkan drama teater berbahasa Okinawa pada program radio.

Fija memiliki sebuah program  acara di radio Okinawa karena dia telah menyelenggarakan lebih dari 300 lokakarya tentang Uchinaguchi di dalam dan di luar prefektur.

Ketika ia pergi ke Hawaii pada 2010 untuk sebuah lokakarya bahasa, ia mengunjungi sebuah sekolah tempat anak-anak diajarkan semua mata pelajaran dalam bahasa lokal.

Fija kagum atas komentar yang dibuat oleh seorang mahasiswa Hawaii asli berusia 17 tahun yang mengatakan  ketika ia berbicara bahasa minoritas, ia merasa ikatan dengan nenek moyangnya dan merasa bangga dengan apa yang dia miliki.

Bahasa Uchinaguchi perspektif Sejarah

Uchinaguchi adalah salah satu bahasa Ryukyu dipergunakan di bagian tengah dan selatan Pulau Okinawa. Tapi Okinawa pernah melarang menggunakan bahasa itu di sekolah di bawah kebijakan asimilasi pemerintah pusat dan bahkan dicap sebagai mata-mata jika ada yang berbicara memakai bahasa itu selama perang.

Menurut japanfocus.org Bahasa Okinawa atau Uchinaguchi  adalah salah satu dari rumpun bahasa Ryukyu yang dituturkan orang di tengah dan selatan Pulau Okinawa, Jepang, serta pulau-pulau di sekelilingnya seperti Kepulauan Kerama, Pulau Kumejima, Tonaki, Aguni, Hamahigajima, Henzajima, Miyagijima, dan Ikeijima.

Bahasa ini memiliki dua dialek utama: dialek tengah (disebut juga dialek standar atau dialek Shuri-Naha) dan dialek selatan (japantimes.co.jp/japanfocus.org)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home