Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 08:32 WIB | Kamis, 09 Januari 2014

Dari Stupa ke Stupa, Sebuah Pameran Sketsa dari Romo Mudji Sutrisno SJ

Pameran tunggal sketsa Romo Mudji Sutrisno SJ Dari Stupa ke Stupa di Galeri Cipta 3 Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. (Foto: Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menyadari diri dengan menghayati hidup apa adanya menjadikan hidup itu sungguh berharga. Hal ini merupakan disposisi atau sikap hidup sederhana yang diajarkan Sidharta Gautama.  

Sidharta Gautama memberi jalan keluar orang-orang sederhana untuk bisa menemukan Nirwana. Jalannya merupakan reaksi atas formalisme agama. Formalisme agama menonjolkan perumitan ciri fisik, keresmian, detail aturan yang harus diikuti kalau tidak ingin celaka.

Sementara jalan sederhana inti spiritual Sidharta bertumpu pada kepekaan budi dan hati. Hidup dipandang berharga meski ada dukha di sana. Dukha muncul karena nafsu. Bila nafsu dihentikan atau dikendalikan maka kebahagiaan akan ditemukan. Latihan kesadaran ini akan membawa kepada sikap samadhi sehingga kehidupan dapat disyukuri, dihayati.

Dalam religi Kristiani, inti kesadaran dihayati dalam ramai pasar kehidupan dengan menimba kerohanian pada altar. Ada hari yang dikhususkan buat aksi dari altar, dan kerohanian dari altar dibawa pada pasar kehidupan sehari-hari. Ketika kering, ke altar lagi, kemudian kembali ke pasar kehidupan. Kemudian kembali lagi ke altar untuk ke pasar kehidupan lagi.

Hal ini merupakan lingkaran penghayatan kehidupan. Ketika tidak dimaknai sebagai lingkaran penghayatan kehidupan maka kerohanian altar terpisah dari ramai pasar kehidupan. Penghayatan kehidupan terpecah antara yang suci sekali di ruang doa dengan ekspresi lain dalam aksi di ramai pasar kehidupan.

Dialog spiritual ini dilakukan Romo Mudji Sutrisno SJ melalui pameran tunggal sketsanya bertema ‘Dari Stupa ke Stupa’ di Galeri Cipta 3 Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.

Stupa dipilih Romo Mudji Sutrisno SJ menjadi simbol dalam menjembataninya untuk berdialog. Stupa baginya adalah garba pengalaman pencapaian penerangan spiritual. Stupa merupakan garba yang mempunyai arti sama dengan cupala katedral, bahkan kubah. Yaitu rahim hening Samadhi yang berwujud arsitektur rumah doa.

Pameran tunggal sketsa Romo Mudji Sutrisno SJ bertema ‘Dari Stupa ke Stupa’ ini berlangsung dari Rabu (8/1) hingga Jum’at (17/1).

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home