Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 15:01 WIB | Jumat, 10 Juni 2016

Demo Referendum Turunkan Presiden Venezuela Berakhir Ricuh

Demo Referendum Turunkan Presiden Venezuela Berakhir Ricuh
Polisi antihuru-hara melepaskan tembakan menggunakan peluru karet dan granat gas air mata ke arah mahasiswa dari Central University of Venezuela yang berunjuk rasa menuntut referendum pelengseran Presiden Nicolas Maduro di Caracas, Kamis (9/6). Federico Parr/AFP
Demo Referendum Turunkan Presiden Venezuela Berakhir Ricuh
Gubernur Negara Bagian Miranda Henrique Capriles berdebat dengan polisi saat dia memimpin aksi unjuk rasa yang mencoba memasuki Mahkamah Pemilu di Caracas, untuk menuntut pengesahan penggalangan tanda tangan yang meminta referendum terhadap Presiden Nicolas Maduro, 7 Juni 2016. Juan Barreto/AFP
Demo Referendum Turunkan Presiden Venezuela Berakhir Ricuh
Garda Nasional Venezuela bentrok dengan warga yang memprotes kelangkaan pangan dan obat-obatan di Caracas, Venezuela, 8 Juni 2016. Ronaldo Schemidt/AFP

CARACAS, SATUHARAPAN.COM – Aksi demonstrasi menuntut referendum pelengseran Presiden Nicolas Maduro berakhir ricuh, seperti terjadi pada hari Kamis (9/6). Sejumlah polisi antihuru-hara melepaskan tembakan gas air mata dan peluru karet ke arah mahasiswa dari Central University of Venezuela.

Rangkaian aksi demo menuntut Maduro untuk turun dari jabatannya sudah bergulir sejak bulan Maret 2016, dimulai dari kelompok oposisi Venezuela. Krisis ekonomi dan sosial menjadi pemicu di masyarakat yang membuat kondisi memburuk. Aliansi oposisi memulai kampanye untuk menggulingkan Maduro dengan berbagai cara, di antaranya demonstrasi, serta usulan referendum penurunan presiden dan amandemen konstitusi.

“Venezuela saat ini tengah kacau. Mereka berjanji, namun tidak membuktikannya. Yang terjadi justru penderitaan yang terus bertambah, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan penghancuran yang terus terjadi,” kata Ruth Brienco (35), mahasiswa hukum asal Chacao, yang ikut serta dalam aksi demonstrasi seperti yang dilansir dalam laman berita Antara, 13 Maret lalu.

Selain mahasiswa dan warga, Gubernur Negara Nagian Miranda Henrique Capriles juga ikut aksi turun ke jalan. Miranda yang memimpin aksi itu sempat berdebat dengan aparat polisi karena polisi tidak membolehkan pengunjuk rasa masuk ke gedung Mahkamah Pemilu di Caracas pada hari Rabu (7/6). Mereka menuntut untuk segera disahkannya penggalangan tanda tangan yang meminta referendum terhadap Presiden Nicolas Maduro. (AFP)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home