Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 21:02 WIB | Jumat, 14 November 2014

Depera PGI Rekomendasikan Pokja Pengkaderan

Frenki Tampubolon (kemeja putih) saat menghadiri penutupan Pekan Raya Pemuda Gereja, di Pantai Sirombu, Kabupaten Nias Barat. (Foto: Prasasta Widiadi)

GUNUNGSITOLI, SATUHARAPAN.COM – Depera PGI merekomendasikan kepada MPH PGI (melalui Depera PGI) membentuk kelompok kerja pengkajian pembentukan semacam forum presidium pemuda gereja Indonesia

Depera PGI mempertimbangkan alasan  pengkaderan maka kami merekomendasikan kepada PGI agar mempertegas  Sinode Gereja-gereja anggota PGI saat mengutus peserta PRPG melihat keterwakilan pemuda berusia 18-35 tahun. Depera PGI merekomendasikan kepada MPH PGI untuk menegaskan kembali esensi PRPG sebagai pertemuan atau persidangan.

Ini diungkapkan Frenki Tampubolon, Sekretaris Eksekutif Departemen Pemuda dan Remaja Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (Depera PGI) pada Kamis (13/11) di Sidang Raya XVI PGI (SR XVI PGI) yang berlangsung di Sekolah Tinggi Teologia Banua Niha Keriso Protestan (BNKP), Gunungsitoli, Kepulauan Nias. Frenki mengemukakan hal itu saat memberi laporan tentang kinerja Depera selama lima tahun 

Sama seperti Pertemuan Perempuan Gereja yang berlangsung di Teluk Dalam, para pemuda juga melakukan kegiatan serupa, yakni Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PRPG) di Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat, 5 - 8 November. PRPG melakukan pembicaraan banyak hal, termasuk juga merekomendasikan beberapa nama untuk mengisi komposisi Majelis Pekerja Harian (MPH) PGI, Mitra Majelis Pekerja Lengkap (MPL), unsur pemuda dan rekomendasi nama-nama sekretaris eksekutif yang baru.

Dalam masa kepemimpinannya di Depera PGI, Frenki menyoroti beberapa hal yang dilupakan gereja. “Gereja terlalu menekankan pada hal-hal seremonial dan melupakan kebutuhan-kebutuhan dasar, dan remaja dan pemuda dinilai terlalu mendewakan teknologi dan media sosial,” Frenki menambahkan.

Depera PGI memberi usulan gerakan oikoumene, bahwa pengorganisasian gerakan pemuda seperti GMKI (Gerakan Muda Kristen Indonesia) harus dikenalkan kepada generasi baru. 

“Gereja-gereja mainstream (gereja arus utama) perlu mengikuti trend untuk menarik anak muda,” kata Frenki Tampubolon.

Pemuda Gereja dan Media Sosial

Dalam laporannya Frenki juga mengungkapkan, “Gereja tidak boleh menyepelekan penggunaan teknologi dan media sosial, oleh karena itu perlu adanya solidaritas agar informasi tentang Alkitab dapat diterima oleh jemaat secara substansial,” Frenki Tampubolon.

Ia memberikan rekomendasi PGI dengan berharap PGI tidak menyepelekan media sosial karena dapat menjadi salah satu faktor penarik jemaat ke gereja. Media sosial memiliki fungsi untuk membantu kinerja jemaat, sekaligus juga untuk mempersatukan kaum muda dari berbagai denominasi gereja yang berbeda untuk berkomunikasi dalam satu dunia maya, yang saat ini digandrungi generasi muda.

Selain usulan tersebut, Depera PGI memberi usulan lain, yakni setiap pemuda di berbagai gereja harus mendalami dan mengembangkan penghayatan teologinya masing-masing dan meningkatkan kualitas keimanan jemaatnya agar tidak mudah terpikat sekte atau aliran lain.

Dalam kesempatan ini Depera PGI merekomendasikan kepada Seluruh pemuda Sinode gereja Anggota PGI untuk melakukan dialog antar iman dan meningkatkan program-program yang berfungsi untuk penanganan masalah ketidakadilan dan radikalisme, mengatasi kemiskinan dan penanganan kerusakan lingkungan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home