Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 12:56 WIB | Kamis, 13 November 2014

Departemen Perempuan dan Anak PGI Susun Gender Policy

Wakil Sekretaris Umum (Wasekum PGI) Pdt Liesje T Makisanti, STh MSi (kemeja putih, tengah) beberapa saat setelah memberi pemaparan kinerja MPH PGI. (Foto: Prasasta).

GUNUNGSITOLI, SATUHARAPAN.COM – Departemen Perempuan dan Anak Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (DPA PGI) mengupayakan pembentukan gender policy.

Hal ini dikemukakan Wakil Sekretaris Umum (Wasekum PGI) Pdt Liesje T Makisanti STh MSi saat memaparkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pekerja Harian (MPH PGI) pada Sidang Raya XVI PGI (SR XVI PGI) yang berlangsung di Sekolah Tinggi Teologia Banua Niha Keriso Protestan (BNKP), Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Rabu (12/11) malam.

Gender policy disusun karena banyak gereja sudah lebih dari satu dekade menyatakan keberpihakan dan solidaritasnya terhadap perempuan, namun kita masih menyaksikan peran dan posisi perempuan cenderung dipinggirkan,” kata Liesje.

Liesje, Wasekum PGI, melihat gereja selama lima tahun belakangan ini belum menunjukkan pemihakan gender (affirmative action), demikian juga banyak kebijakan pemerintah kurang mengarusutamakan gender.

“Saat ini gender mainstreaming yang dicanangkan berbagai pihak untuk dikembangkan dalam berbagai bidang pelayanan dan pembinaan harus lebih ditingkatkan,” Liesje mengimbau.

Tidak hanya dalam masalah kebijakan gender, saat ini bagian DPA perlu merumuskan upaya peningkatan perempuan gereja dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja.

Saat ini yang menjabat sekretaris eksekutif DPA PGI adalah Pendeta (Pdt) Krise Gosal. Beberapa waktu lalu, Pdt Krise pernah menjelaskan kepada satuharapan.com tentang konsep pendidikan dan perempuan dalam gereja, yakni PGI secara khusus memberi perhatian kepada gereja dalam tugasnya membentuk anak menjadi pribadi tegas dan berkarakter.

Kepandaian yang dimiliki seorang peserta didik tanpa hati yang berpaut pada Kristus akan membuat seseorang menjadi fokus pada dirinya sendiri (self-centered).

“Pendidikan menjadi salah satu hal yang dipentingkan dalam Sidang Raya XVI Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) karena merupakan amanat Alkitab,” kata Krise kala itu.

Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PRPrG) yang berlangsung di Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan mulai dari Rabu (5/11) sampai dengan Sabtu (8/11) menghasilkan beberapa rekomendasi seperti dikemukakan Pendeta Retno Ratih Handayani dari Gereja Kristen Jawa Manahan Surakarta kepada satuharapan.com beberapa waktu lalu, yakni gereja harus membangun langkah-langkah sistematis terkait membangun budaya adil-damai.

Dalam menyikapi isu radikalisme, perempuan gereja memiliki peran melakukan persahabatan antariman. Dalam mengembangkan jaringan lintas iman ini, perempuan dengan caranya memiliki akses yang besar untuk berjejaring mulai dari lingkup terkecil  dalam masyarakat.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home