Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 14:18 WIB | Jumat, 26 Juni 2015

Desain Fasum DKI Tak Ramah Penyandang Disabilitas

Para penumpang bus Transjakarta saat keluar dari pintu halte koridor Barat 6, Ragunan, Jakarta Selatan merupakan salah satu koridor yang banyak dipadati para penumpang dengan tujuan Dukuh Atas dan Monas, Kamis (18/6). Transportasi publik seperti Transjakarta diharapkan memberi kenyamanan dan keamanan bagi para penumpang agar warga yang menggunakan kendaraan pribadi dapat beralih ke angkutan umum massal. (Foto: Dok satuharapan.com/Dedy Istanto).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Desain fasilitas umum, khususnya yang berkaitan dengan sarana mobilisasi seperti transportasi massal, jembatan penyeberangan orang (jpo), dan halte di DKI Jakarta diakui Direktur PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Antonius Steve Kosasih tak ramah bagi penyandang disabilitas.

Hampir seluruh halte dan JPO di Jakarta tak menyediakan fasilitas yang memudahkan pemakai kursi roda bermobilisasi.

“Saat ini difabel yang paling terakomodir adalah yang tunanetra. Kalau tuna rungu nggak ada masalah yah. Nah mereka (penyandang disabilitas yang lain, Red) mengeluh, JPO kita gimana,” ujar Kosasih di Balai Kota DKI, Jumat (26/6).

Sementara desain ukuran gate Transjakarta pun selama ini tak cukup untuk masuk pemakai kursi roda. Untuk itu, Kosasih menargetkan akan mengubah desain halte-halte dan JPO di wilayah khusus Ibu Kota Jakarta menjadi sarana mobilisasi yang ramah bagi penyandang disabilitas tersebut.

Kosasih menargetkan halte dan JPO yang terintegrasi ini akan dipasang travelator (tangga jalan rata) yang aman bagi pemakai kursi roda. Bila dana yang disediakan tak cukup untuk pengadaan travelator, Halte dan JPO pun akan didesain memutar agar bentuk jalan tanjakan cukup landai dan tak membahayakan.

“Saya yakin yang tahap pertama nggak ada travelator, kita masih pakai yang biasa, tapi tahap berikutnya, saya akan coba desain beberapa, mesin-mesin mix antara yang manual dengan yang elektrik, semuanya pake eskalator, kan biayanya tinggi, tapi kalau untuk pelayanan kan mestinya lebih baik,” ujar Kosasih.

Ia juga menjelaskan pengadaan travelator ini bisa diajukan kepada Pemprov DKI agar pemprov mau menggulirkan dana penyertaan modal pemerintah (pmp, Red). 

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok juga membenarkan minimnya fasilitas bagi penyandang disabilitas.

“Seluruh JPO halte penyandang disabilitas sekarang banyak yang nggak ramah. Kami ingin seluruh halte JPO ramah bagi penyandang disabilitas,” ungkap Ahok. 

Editor : Bayu Probo

Ikuti berita kami di Facebook


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home