Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 15:23 WIB | Minggu, 16 Februari 2014

Dewan Gereja Dunia Prihatin Meningkatnya Pengungsi di Berbagai Negara

Komite Eksekutif DGD, dalam pertemuan di Bossey, Swiss, 12 Februari 2014. (Foto; Oikoumene.org)

JENEWA, SATUHARPAN.COM – Komite Eksekutif Dewan Gereja Dunia (DGD) mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas meningkatnya jumlah pengungsi internal (Internally Displaced Persons / IDP) dan konflik yang terus terjadi di Sudan Selatan.

Hal itu diungkapkan dalam pernyataan yang disampaikan pada pertemuan 12 Februari di Bossey, Swiss. Komite Eksekutif DGD (World Council of Churches / WCC) mencatat tren yang mengkhawatirkan peningkatnya jumlah pengungsi, terutama akibat dari eskalasi kekerasan tahun lalu di Suriah, Republik Afrika Tengah dan Sudan Selatan.

Komite eksekutif menegaskan bahwa "semua orang, termasuk orang-orang terlantar, memiliki hak atas kebebasan bergerak dan bertempat tinggal, dan harus dilindungi dari tindakan sewenang-wenang ketika mengungsi".

Pernyataan itu menyerukan kepada pemerintah untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam memberikan bantuan kepada pengungsi dan melaksanakan kebijakan untuk melindungi hak asasi manusia mereka.

Pernyataan itu juga mengakui “Guiding Principles” dari UNHCR  untuk Pengungsian Internal sebagai kerangka kerja internasional yang penting untuk merlindungi pengungsi. Komite itu meminta masyarakat internasional untuk memperkuat upaya dalam mengatasi "situasi perpindahan jangka panjang, dan tanggung jawab negara".

Komite Eksekutif DGD juga mengadakan refleksi beberapa menit  mengenai situasi di Sudan Selatan, dan sangat mengutuk tindakan kekerasan yang terjadi di negara terbaru di dunia itu.

Mengenai krisis politik di Sudan Selatan yang dimulai pada 15 Desember tahun lalu, mereka menyesalkan hilangnya banyak nyawa. Dokumen pernyataan itu menyerukan "menghentikan segera permusuhan."

Komite juga mendesak "semua pihak yang bertikai untuk menghormati kehormatan dan melaksanakan dengan itikad baik perjanjian gencatan senjata" yang ditandatangani pada tanggal 23 Januari di Addis Ababa, Ethiopia.

Dokumen tersebut juga mendesak "semua pihak untuk mengulang komitmen untuk proses rekonsiliasi dan pemulihan yang berkelanjutan dan jangka panjang untuk membangun kepercayaan di kalangan warga, memulihkan kepercayaan dan mempromosikan perdamaian". (oikoumene.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home