Loading...
MEDIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 15:04 WIB | Jumat, 20 Februari 2015

Dewan Syura Saudi Atur Pakaian Perempuan di Televisi

"Seorang perempuan Saudi seharusnya tidak muncul di media karena tidak mengenakan jilbab."
Dewan Syura Saudi Atur Pakaian Perempuan di Televisi
Agustus lalu, seorang presenter di televisi Arab tampil tanpa penutup kepala dan mendapat kecaman yang meluas (Foto:tribune.com.pk)
Dewan Syura Saudi Atur Pakaian Perempuan di Televisi
Budoor Ahmad, presenter pada stasiun televisi pemerintah Arab Saudi, Al Ekhbariya, tampil mengenakan abaya tradisional hitam dengan garis biru. (Foto:tribune.com.pk)

ARAB SAUDI, SATUHARAPAN.COM – Dewan Syura Saudi tengah meninjau panggilan dari pelaku industri media terkait dengan seragam pembawa acara perempuan yang kerap tampil di media, seperti yang dikutip dari kantor berita al-Hayat.

Jenderal Komisi Audiovisual Media telah mengirim proposal pada Selasa (17/2) untuk Dewan Syura dengan rancangan peraturan bagi perempuan untuk berpakaian konservatif saat tampil di media.

Kepala Dewan Komite Media Ahmad al-Zilae mengatakan bahwa Dewan Syura masih mengkaji usulan tersebut dan belum ada yang disetujui.

“Jika dewan menyetujui proposal tersebut maka komisi akan mengontrol semua saluran media di Arab Saudi,” kata Ahmad.

“Hal ini bisa dikatakan sebagai masalah karena media itu harus beragam dan itu adalah masalah yang sensitif jika salah satu kelompok mengatur media. Saya pribadi lebih menyukai moderasi dan saya tidak bisa berkomentar banyak mengenai proposal tersebut.”

Proposal yang ditulis oleh Ibrahim Abu Aba dan Zainab Abu Thalib atas nama Jenderal Komisi Audiovisual Media tidak menerima banyak kritik dari dewan.

Abu Abat menunjuk Manal Ridwan sebagai contoh seorang perempuan Saudi yang seharusnya tidak muncul di media karena tidak mengenakan jilbab. Namun, dia juga memuji perempuan Saudi yang bekerja di media tapi tetap menggunakan jilbab.

Di depan anggota dewan, dia berkata: “Saya menerima banyak pertanyaan dari umat Islam di seluruh dunia mengapa perempuan Saudi yang bekerja di media tidak menggunakan jilbab. Hal ini memalukan dan tidak mencerminkan contoh yang baik sebagai umat Islam.”

“Perempuan Saudi harus tampil dengan jilbab terhormat mereka sehingga kita bisa memiliki media Saudi yang benar-benar mewakili keyakinan dan nilai-nilai kita.”

Anggota Dewan Syura Saud al-Shammary adalah salah satu dari beberapa anggota yang keberatan dengan usulan tersebut.

“Media adalah platform sensitif yang melayani khalayak tertentu dan mengikuti kebijakan tertentu,” kata Saud.

“Kita tidak bisa memiliki kelompok yang akan memutuskan apa yang harus dipakai oleh pembawa acara di media. Hal ini dapat berbenturan dengan kebijakan atau tujuan internal di beberapa saluran.”

Menanggapi pernyataan tersebut al-Zilaiae menambahkan bahwa pakaian tertentu tidak akan berbeda seperti persyaratan melakukan pas foto untuk paspor. “Ini bukan sesuatu yang ekstrim tapi ini adalah kesatuan.”

“Jika dewan menyetujui proposal ini kita mungkin tidak akan lagi melihat budaya Arab di televisi. Apapun yang terjadi, proposal ini harus disetujui sebelum orang-orang melakukan protes.”

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home