Loading...
MEDIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 14:11 WIB | Rabu, 18 Februari 2015

Superman Is Dead Tanggapi Tagar #boycottbali Australia

"Karena prinsip saya harus memboikot Bali. Saya tidak setuju dengan hukuman mati, bagaimana Anda?" tulis salah satu netizen Australia dalam akun Twitternya. (Foto: bbc.com)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah warga Australia melancarkan aksi protes kepada pemerintah Indonesia yang akan mengeksekusi warga Australia terpidana mati kasus narkoba melalui media sosia Twitter dengan tanda pagar (tagar) #boycottbali.

Hal ini menuai kritik dari pengguna internet (netizen) dari Indonesia termasuk band beraliran punk rock asal Bali yaitu Superman is Dead (SID).

Dalam akun Facebook-nya, SID menilai bahwa aksi boikot oleh netizen Australia terhadap Bali adalah berlebihan. Mereka juga menyatakan bahwa Bali bisa bertahan tanpa turis Australia.

“Mereka tidak sadar jika Bali sudah mulai muak dengan kelakuan sebagian turis Australia yang sering seenaknya memperlakukan warga atau budaya lokal. Mereka pikir dirinya raja dan semua bisa dibeli dengan dolar. Hal itulah yg membuat mereka terlalu percaya diri dan menganggap hukum di Indonesia bisa dibengkokkan hanya dengan ancaman boikot Bali,” kata mereka dalam akun Facebook pada Senin (16/2).

SID mengatakan "sikap saling menghormati" dibutuhkan termasuk menghormati hukum di masing-masing negara.

Dua warga Asutralia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, termasuk dalam sekelompok narapidana narkoba yang akan dihukum mati, meski waktunya belum ditetapkan.

Akun @MrHumpheries mengatakan, “Betapapun saya membenci narkoba, tetapi apa yang mereka lakukan dengan mengeksekusi dua orang dengan regu tembak adalah tindakan barbar. Saya akan boikot Bali dan Indonesia #boycottbali.”

“Hukuman mati bukanlah jawaban. Bali tidak akan mendapatkan uang turis saya. #BoycottBali #Bali9,” kata @petergraham.

Ancaman boikot ini mendapat kritik tajam oleh pengguna media sosial di Indonesia. Tagar #boycottbali menjadi salah satu topik terpopuler di Indonesia dan dipakai lebih dari 11.066 kali.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home