Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 14:35 WIB | Rabu, 01 Maret 2017

Dirikan Sekolah di Indonesia, Saudi Ditanya Penyebaran Wahabi

Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) memegang bendera untuk menyambut kedatangan Raja Salman di sekitar Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/3). Warga Bogor antusias menyambut kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud dalam kunjungannya ke Istana Bogor. (Foto: Antara)
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Arab Saudi dan Indonesia berkepentingan untuk memerangi terorisme dan radikalisme. Hal itu diungkapkan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al-Shuaibi, terkait rencana mendirikan perguruan tinggi dan pertanyaan tentang penyebaran paham Wahabi.
 
Aliran Islam Wahabi adalah ideologi resmi Kerajaan Arab Saudi yang ajarannya dikenal puritan dan telah menyebar di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia.
 
Istilah Wahabi adalah sebutan yang dialamatkan kepada kelompok atau perorangan yang menganjurkan "pemurnian" Islam kepada Al-Quran dan Hadis dan menolak tambahan-tambahan lain setelahnya.
 
Aliran Wahabi dikaitkan dengan sosok Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1792), seorang ulama dari Arab Saudi yang mendirikan sebuah sekte yang menyatakan bahwa mereka kembali kepada semangat sejati Nabi Muhammad.
 
Pemikir Islam asal Pakistan, Fazlur Rahman (Islam, 1984) mengatakan, gerakan dakwah Muhammad Ibnu Abdul Wahab di masa hidupnya melahirkan kekerasan dan penggunaan kekuatan militer yang besar.
 
"Himbauan untuk melaksanakan pembaharuan ini lewat kekuataan bersenjata (jihad) jika perlu," tulis Fazlur Rahman menyebut salah-satu ciri gerakan Wahabi, dalam buku Metode dan alternatif Neomodernisme (1993).
 
Di Indonesia, salah-satu pintu masuk aliran Wahabi untuk menyebar ke masyarakat adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh pemerintah Arab Saudi pada tahun 1980-an, kata pengamat.
 
Dalam dua atau tiga tahun terakhir, gerakan anti-Wahabi muncul di beberapa daerah seiring dengan menguatnya gerakan antitoleran di dalam umat Islam.
 
Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz ke Indonesia mulai hari ini, Rabu (1/3) selama sembilan hari, memunculkan kembali isu Wahabi, setelah negara itu berencana membangun lembaga setingkat perguruan tinggi di tiga kota besar di Indonesia.
 
Kerajaan itu berencana membangun tiga lembaga setingkat perguruan tinggi di Makasar, Surabaya, dan Medan.
 
"Rencana pendirian tiga sekolah ini hanya untuk pengembangan bahasa Arab. Jadi tidak ada kaitan dengan hal lain selain pendidikan bahasa Arab," kata Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, hari Selasa (28/2) di Jakarta, dalam jumpa pers resmi menyambut kedatangan Raja Salman, seperti dikutip BBC Indonesia.
 
Osama menegaskan hal itu menjawab pertanyaan BBC Indonesia tentang seberapa jauh komitmen Arab Saudi agar lembaga-lembaga pendidikan itu tidak disalahgunakan untuk penyebaran nilai-nilai radikal.
 
Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, menegaskan bahwa pemerintah Arab Saudi dan Indonesia justru berkepentingan untuk memerangi terorisme.
 
"Saya kira masalah terorisme tidak akan dibahas secara spesifik (dalam pertemuan Raja Arab Saudi dan Presiden Jokowi), namun kerja sama keamanan terus akan dilakukan dua negara, karena masalah terorisme tidak terkait agama, ini yang harus kita kecam bersama," kata Osama. (bbc.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home