Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Endang Saputra 17:48 WIB | Kamis, 08 Januari 2015

DPRD DKI: Sumur Resapan Lebih Cocok dibangun di Masing-Masing Rumah

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA,SATUHARAPAN.COM - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi mengatakan sumur resapan lebih cocok dibangun di masing-masing rumah. Rumah-rumah yang baru dibangun, diwajibkan membuat sumur resapan supaya limpasan air yang terpakai tidak langsung masuk ke saluran drainase atau ke sungai.

"Sumur res‎apan biasanya digunakan di daerah permukiman. Dalam mengatasi genangan banjir akan efektif membuat waduk atau setu, tetapi waduk atau setunya di injection well ke dalam tanah," kata Sanusi kepada wartawan di Jakarta Pusat, Kamis (8/1).

Sanusi mengatakan sumur resapan tidak mampu menampung debit air tinggi, karena hanya memiliki kedalaman 10-15 meter.

Sementara kata Sanusi waduk dengan kedalaman 80-100 meter yang dilengkapi pompa penghisap mampu menyedot air kedalam tanah.

"Itu membantu supaya Jakarta tidak terjadi suplemen atau tidak terjadi penurunan muka air tanah. Itu yang paling efektif," kata dia.

Dikatakan Sanusi tidak mungkin jalan-jalan raya sekarang dibongkar untuk membuat sumur resapan. Untuk itu hal yang paling utama drainase harus dirapikan keberadaannya.

Selama ini yang jadi persoalan saat terjadi genangan, jalanannya malah ditinggikan, harusnya kata Sanusi kalau jalanan banjir yang diperbaiki terlebih dahulu adalah drainasenya. Kalau jalannya ditinggikan.

"Makanya anda lihat dipinggir trotoar kotak-kota bolong itu mengalirkan airnya makin berkurang, karena jalan ditinggikan," katanya.

Karena masalah itulah, memang air tidak menggenangi jalanan, akan tetapi air masuk kerumah-rumah masyarakat.

Jadi paling utamanya kata Sanusi adalah memperbaiki seluruh jaringan drainase tersier (saluran  paling ujung yang adanya dipemukiman warga). Karena kondisi genangan saat ini, drainase tersier lebih rendah dibandingkan drainase sekunder.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ‎melalui Dinas Pekerjaan Umum akan mengganti sistem drainase ke sumur resapan. Sistem drainase itu diganti karena sudah tidak mampu lagi menampung debit air untuk dibuang ke laut atau ke sungai-sungai terdekat.

Selain itu, kata Sanusi yang paling utama untuk mengatasi masalah genangan akibat besarnya debit air adalah menyelesaikan masalah drainase.

"Karena drainase itu yang menghubungkan saluran kecil ke saluran penghubung untuk dibuang ke sungai atau ke saluran besar," katanya.

Menurut Sanusi, sumur resapan baik juga digunakan untuk menyerap air hujan yang menggenang, akan tetapi sistem itu masih nomor dua jika sistem drainase diperbaiki.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home