Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 23:52 WIB | Minggu, 22 Januari 2017

Duterte Bela Kepala Polisi Terkait Pembunuhan Pria Korsel

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kanan) berbicara dengan Kepala Philippine National Police (PNP) Ronald Dela Rosa di acara pengambilan sumpah pejabat baru PNP di istana kepresidenan Malacanang, Manila, Filipina, 19 Januari 2017. (Foto: reuters.com/Romeo Ranoco)

MANILA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Filipina Rodrigo Duterte membela kepala kepolisian Filipina yang diminta mengundurkan diri atas dugaan pembunuhan seorang pengusaha Korea Selatan oleh polisi di Markas Polisi Filipina.

Ronald Dela Rosa kepala kepolisian Filipina (Philippine National Police/PNP), merupakan tokoh utama dalam perang mematikan Duterte melawan narkotika, mendapat dukungan penuh dari Presiden, kata kepala kepresidenan, Christopher Go pada Reuters, hari Minggu (22/1).

Sejumlah anggota parlemen, termasuk sekutu Duterte sendiri yaitu Ketua DPR Pantaleon Alvarez, meminta Dela Rosa supaya mundur dari jabatannya setelah beberapa anggota polisi didakwa melakukan penculikan dan pembunuhan pada Jee Ih-joo di markas polisi pada bulan Oktober.

Dela Rosa, hari Kamis (19/1) mengatakan bahwa dia "sangat marah" dan "sangat malu" atas kasus itu.

Pengusaha Korea Selatan Jee Ih-joo menghilang dari rumahnya di Angeles City, sekitar dua jam perjalanan dari utara Manila, pada Oktober tahun lalu.

Para penculiknya meminta tebusan dari istrinya dan awalnya dia membayarkan lima juta peso (sekitar Rp 268,2 juta), karena mengira suaminya masih hidup.

“Mereka mengetahui kisah bagaimana mereka menangkapnya, membawanya ke Camp Crame (markas polisi) dan mencekiknya,” ujar Dela Rosa, merujuk pada petugas polisi yang dituduh terlibat dalam penculikan dan pembunuhan sang pengusaha berusia 50-an tersebut.

Aktivis-aktivis kelompok HAM mengatakan bahwa penyalahgunaan kekuasaan oleh polisi sudah di luar batas dan menuduh polisi sengaja membunuh pengedar narkotika sebagai bagian dari upaya keras Duterte melawan narkotika.

Berdasarkan data kepolisian, sebanyak lebih dari 7.000 orang telah tewas selama kampanye melawan peredaran narkotika ini.

Polisi menyangkal sengaja melakukan pembunuhan di luar hukum, dan kematian itu disebabkan karena para pengedar melakukan perlawanan.

 

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home