Loading...
EKONOMI
Penulis: Putu Ayu Bertyna Lova 21:40 WIB | Rabu, 21 Agustus 2013

Ekspor Produk Makanan Olahan Indonesia Bidik Korea Selatan

Produk Makanan Olahan (dok: Spectrum Health)

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - “Dalam meningkatkan ekspor, para pelaku usaha harus memiliki kepekaan terhadap selera pasar yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, ekonomi, social, budaya. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk menghasilkan produk yang berkualitas juga sangat diperlukan untuk memperbesar kemungkinan produk tersebut diterima oleh konsumen,” diungkapkan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami, dalam acara seminar Korean Market Access Seminar for Food Products of Indonesia pada Rabu (21/8) di Hotel Meritus Surabaya City Center, Surabaya.

Seminar yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan ASEAN Korea Center (AKC) ini, ditujukan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pelaku usaha Indonesia dalam meningkatkan kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar, serta memberikan panduan dalam menentukan strategi pemasaran yang efektif termasuk prosedur ekspor, khususnya ke negara Korea.

Republik Korea merupakan salah satu dari negara tujuan ekspor utama bagi produk-produk Indonesia yang telah memiliki skema kesepakatan dalam bentuk ASEAN Korea FTA. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kemendag , nilai ekspor Indonesia selama lima tahun terakhir meningkat dari US$ 137 milyar pada 2008 menjadi US$ 190 milyar pada 2012, dengan tren 12,88 persen. Sampai dengan Juni 2013, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 91 milyar kepada 10 negara terbesar tujuan ekspor Indonesia yaitu China, Jepang, AS, India, Singapura, Malaysia, Korea, Thailand, Belanda, Taiwan.

Khusus untuk produk makanan olahan, nilai ekspor Indonesia ke dunia terus mengalami peningkatan dengan tren pertumbuhan sebesar 15,59 persen. Begitu pula dengan nilai ekspor makanan Indonesia ke Korea juga mengalami peningkatan. Pada 2008 nilai ekspor makanan Indonesia ke Korea sebesar US$ 36,7 juta, pada 2012 angka ini naik menjadi US$ 66,2 juta, atau naik 80,4 persen dalam periode lima tahun.

Seminar ini juga menghadirkan Pembicara sekaligus Tenaga Ahli Korea Selatan yang merupakan perwakilan dari perusahaan yang bergerak di bidang makanan olahan, hasil laut dan pertanian yaitu Emart, Pulmuone dan CeilJedang. Mereka memaparkan potensi makanan olahan Indonesia di Korea dan hal-hal yang harus diperhatikan agar produk Indonesia dapat diterima di pasar Korea Selatan, termasuk standar produk dan ketentuan ekspor ke Korea Selatan. Selain itu, dibahas juga mengenai kemasan makanan olahan. Terutama teknik pengemasan, selain berfungsi sebagai pengaman produk juga memperhatikan sisi estetika, sehingga produk tampil lebih menarik, serta berbagai teknologi terkini pembuatan kemasan.   

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home