Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 13:00 WIB | Senin, 06 Februari 2017

Ekspor Rempah ke Arab Saudi Tumbuh 51,17 Persen

Petani menjemur lembaran kulit kayu manis di Tarutung, Batang Merangin, Kerinci, Jambi, Rabu (13/5/2015). Kulit kayu manis khas Melayu ini merupakan rempah yang biasa digunakan sebagai penyedap. (Foto: Antara)

JEDDAH, SATUHARAPAN.COM - Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Gunawan,  mengatakan komoditas bahan makanan dan minuman (mamin), khususnya rempah- rempah, mempunyai pangsa yang sangat besar di Arab Saudi.

Permintaan komoditas rempah-rempah dari Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan hingga 51,17 persen. Menurut dia, negeri para mullah ini harus mencukupi kebutuhan jamaah haji dan umroh yang selalu datang dalam jumlah besar setiap tahun.

“Komoditas rempah-rempah memiliki pangsa pasar yang sangat besar di Arab Saudi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik yang diolah Kemendag, rempah-rempah merupakan komoditas potensial yang diekspor ke Arab Saudi dengan pertumbuhan ekspor sebesar 51,17 persen,” kata Gunawan setelah melakukan kunjungan bisnis Tim Ekonomi dan Perdagangan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah ke perusahaan Salem Bin Mahfooz akhir Januari lalu.

Gunawan menambahkan, pada 2015, ekspor rempah-rempah Indonesia ke Arab Saudi sampai Oktober mencapai USD 7,72 juta. Pada bulan yang sama di 2016, ekspornya melebihi target penjualan 2015 dengan capaian senilai USD 9,04 juta atau meningkat sebesar 17,09 persen.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI untuk Jeddah Muhamad Hery Saripudin menyampaikan, ada empat hal yang harus dipenuhi agar komoditas nonmigas Indonesia, khususnya bahan mamin, dapat berkompetisi di Arab Saudi.

Keempat hal tersebut yaitu harga yang kompetitif, kecukupan suplai, lulus uji Saudi Accreditation and Standardization Organization (SASO) dan Saudi Food and Drug Authority (SFDA,) serta memenuhi persyaratan produk halal.

Salem Bin Mahfooz merupakan salah satu perusahaan importir rempah-rempah dari Indonesia. Perusahaan ini akan melakukan ekspansi pasar bahan mamin dari Indonesia yang sudah mendapatkan conformity assessment dari pemerintah Arab Saudi.

Bahan mamin tersebut akan diekspor kembali ke negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) dan di Afrika, seperti Sudan, Sinegal, Maroko, dan Tunisia. Dalam kunjungan bisnis tersebut, pihak Salem Bin Mahfooz sangat antusias untuk menambah impor bahan mamin dari Indonesia, seperti minyak goreng; kopi; dan mamin olahan.

Permintaan berbagai rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkeh, dan kapulaga juga cukup besar.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pemilik perusahaan, Salem Bin Mahfooz mengimpor cengkeh dari Indonesia sebanyak 45 kontainer senilai lebih dari Rp 119 miliar setiap tahunnya. (PR)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home