Ekspor RI Berpotensi Meningkat Bila Gabung TPP
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Reseacrh Director Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan ekspor Indonesia dipastikan meningkat apabila Indonesia bergabung dalam kemitraan lintas pasifik atau Trans-Pacific Partnership (TPP).
Menurut dia, TPP berpotensi akan meningkatkan ekspor Indonesia, khususnya ke Amerika Serikat (AS) dan Kanada sejalan dengan ditekannya hambatan tarif dan non-tarif.
Hal itu disampaikan Faisal dalam acara Policy Dialogue Series yang bertemakan "Apakah Perdagangan Barang Indonesia Mendapat Manfaat Apabila Indonesia Bergabung Dengan TPP?" di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, hari Rabu (18/5).
Acara ini merupakan bentuk kerja sama antara Kementerian Perdagangan dengan Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG).
"Namun potensi peningkatan ekspor tidak akan maksimal jika tidak diikuti dengan perbaikan pada faktor-faktor di luar trade barries yang menghambat daya saing seperti biaya energi, logistik, dan upah," katanya.
Menurut Faisal, biaya logistik yang tinggi untuk international shipment akan menyulitkan bagi produk ekspor Indonesia bersaing dengan produk ekspor serupa dari negara lain yang memiliki sistem logistik lebih efisien atau lebih dekat dengan AS, meskipun trade barries sudah diturunkan.
"Beberapa produk ekspor yang sudah memiliki daya saing tinggi seperti alas kaki, dan yang saat ini dikenakan tarif impor tinggi (alas kaki, pakaian) berpotensi mendapatkan manfaat yang maksimal," katanya.
Faisal menjelaskan bahwa sebagian produk ekspor terbesar saat ini sudah mendapatkan tarif impor sangat rendah di AS, seperti furniture, udang, sawit, kopi, sehingga bergabung dengan TPP tidak akan banyak berpengaruh terhadap peningkatan ekspornya.
"Permintaan untuk sebagian produk ekspor andalan Indonesia saat ini di pasar AS dan Kanada, seperti karet dan minyak sawit tumbuh lemah atau bahkan menurun, sehingga bergabung dengan TPP tidak akan banyak meningkatkan nilai ekspornya," katanya.
"Perlu kajian yang komprehensif mengenai untung-ruginya Indonesia bergabung dalam TPP, yang tidak hanya terkait perdagangan barang, mengingat luasnya cakupan kerjasama dan besarnya tuntutan perubahan yang diwajibkan dalam TPP," dia menambahkan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...