Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 13:57 WIB | Selasa, 19 November 2013

FOBC 2013 Mencetak Generasi Muda Badminton Berkualitas

FOBC 2013 Mencetak Generasi Muda Badminton Berkualitas
Para orang tua dan pelatih di luar Gedung Balairung UI, sedang menunggu giliran masuk untuk bertanding. (foto-foto: Prasasta)
FOBC 2013 Mencetak Generasi Muda Badminton Berkualitas
Karsten Spencer Darma.
FOBC 2013 Mencetak Generasi Muda Badminton Berkualitas
Seorang anak peserta usia di bawah 15 tahun, saat defile pembukaan FOBC kemarin (foto: Dedy Istanto)

DEPOK, SATUHARAPAN.COM – FISIP UI Open Badminton Challenge 2013 (FOBC) yang digelar di Balairung Universitas Indonesia, Depok mulai dari (18/11) hingga (24/11) mendatang, menurut beberapa pihak yakin bahwa ini merupakan ajang yang tepat untuk mencetak generasi muda atlet badminton.

Dua orang pelatih badminton dari dua klub berbeda, Bobby dan Chappy Sukma seusai pertandingan mengatakan hal tersebut pada Selasa (19/11) kepada satuharapan.com, saat digelar pertandingan babak kedua kelompok usia Pra Usia Dini (kelompok usia di bawah sembilan tahun).

Bobby yang tadi pagi gembira karena salah satu anak asuhnya dari PB Anugerah, Dominic Nathan, berhasil mengalahkan lawannya, mengatakan ajang ini merupakan usaha yang baik untuk memotivasi bibit-bibit unggul agar berprestasi. Sembari menebar nada optimisme mengatakan bahwa FOBC ini merupakan ajang yang tepat untuk mencetak generasi muda.

“Ya, memang namanya saja usaha mencari bibit unggul, memang harus ada kejuaraan semacam ini,” kata Bobby.

Bobby, salah seorang pelatih dari klub PB Anugerah mengomentari tentang kemenangan salah satu anak didiknya, Dominic Nathan (7) atas lawannya, Karsten Spencer Darma (7) dari MBC Badminton Club Tangerang Selatan.  

Bobby menyatakan penampilan Nathan yang ulet, dan giat mengejar bola menjadi salah satu faktor kunci kemenangan.

“Kelebihannya Nathan ini ulet, bola kemana dia pasti mengejar. Dan, kekurangannya adalah tenaga. Power kurang fokus,” kata Bobby.

Bobby dan anak asuhnya di klub PB Anugerah yang setiap hari berlatih di Srengseng, Jakarta Barat mengatakan kemenangan ini adalah modal berharga. Ke depan, harus ditingkatkan lagi. Namun, Bobby tidak mau terlalu muluk-muluk menyatakan bahwa kemenangan Nathan harus diraih dengan permainan yang sempurna, karena anak seusia Nathan belum bisa seperti pemain profesional.  

“Kalau seusia (Nathan) ini sepertinya belum bisa mengatur ritme permainan. Pokoknya asal pukul dan bola bisa lebih masuk,” kata Bobby.

Bobby mengatakan Nathan diarahkan orang tuanya untuk menekuni badminton, dan hingga kini banyak peningkatan dalam kemampuan Nathan.  

“Orangtuanya mengarahkan dia, agar jadi atlet. Untuk kemampuan Nathan, saya melihat sejauh ini ada banyak peningkatan kemampuan, dulu sering kalah, dan sering tertinggal banyak poin dari lawan-lawannya (di berbagai kejuaraan lain yang diikuti Nathan), tetapi sekarang dia sudah bisa seimbang dengan teman-temannya,” lanjut Bobby.

Bobby mengatakan Nathan sempat masuk delapan besar turnamen Tangkas Cup yang diadakan di Jakarta Barat dua bulan silam.

Sementara itu, nada optimisme yang sama dilontarkan Cheppy, walau salah satu anak didiknya, Karsten Spencer Darma, harus terhenti langkahnya di babak kedua Tunggal Pra Usia Dini Putra ini.

Cheppy mengatakan anak-anak seusia Karsten memang harus diikutkan banyak kegiatan agar membina mental, dan Cheppy mengapresiasi hadirnya FOBC ini sebagai ajang pembinaan atlet badminton generasi muda.     

“Saya sebagai pelatih MBC Tangerang Selatan (Tangsel) selalu mengikuti turnamen ini, karena MBC Tangsel secara pribadi menginginkan anak-anak berprestasi sejak usia dini (dalam olahraga badminton).  Dan yang penting untuk anak-anak seusia Kartens ini untuk membina mentalnya juga, karena kalau diikutkan turnamen terus-menerus maka mental bertandingnya semakin bagus,” kata Cheppy.

Cheppy mengomentari kekalahan Karsten atas Dominic Nathan, Cheppy menyebut beberapa kekurangan Karsten, salah satunya minimnya jam terbang di berbagai turnamen.

“Kekurangan dari Karsten yakni power, dan langkah kaki yang kurang cekatan. Karena terus terang aja, Karsten baru satu kali ikut turnamen ini, tetapi ya lumayan lah, karena (pada turnamen ini) kita tidak hanya mencari kemenangan, tetapi yang penting kita membina mental dia,” kata Cheppy.

“Saya belum bisa katakan ada peningkatan (dalam kemampuan bertanding Karsten), karena dia baru ikut turnamen satu kali, tetapi dari cara dia bermain di latihan, ada peningkatan juga, karena menurut saya dia punya bakat alam yang lumayan,” lanjut Cheppy.

Cheppy menambahkan di MBC porsi latihan Karsten kurang untuk menghadapi turnamen seperti ini.  

“Di MBC Karsten latihan seminggu tiga kali, nah, jumlah itu memang sangat kurang, walau biasanya dari jam empat sampai jam tujuh,” lanjut Cheppy.   

Saat satuharapan.com menyambangi Balairung UI, Selasa (19/11) pagi sedang digelar lima pertandingan babak kedua kelompok Pra Usia Dini yang menggunakan lima lapangan, sementara satu lapangan digunakan satu partai tunggal putri mahasiswi.   

Salah satu partai di kelompok pra usia dini yakni mempertemukan Dominic Nathan dari klub PB Anugerah (Jakarta) melawan Karsten Spencer Darma dari klub MBC Tangerang Selatan.

Pada pertandingan tersebut, Dominic Nathan (berusia tujuh tahun) unggul atas Karsten (berusia tujuh tahun) dalam pertarungan tiga set. Pada set pertama Dominic Nathan unggul 22-20, namun kemudian di set selanjutnya Karsten berhasil membalikkan keadaan dan unggul 15-21 sehingga memaksa pertarungan ke set ketiga dengan 21-16.   

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home