Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 16:43 WIB | Rabu, 13 Juli 2016

Gagal ke Olimpiade Richards Ross Tetap Bersyukur pada Tuhan

Sanya Richards Ross bersuka cita membawa bendera Amerika Serikat saat memenangkan lomba nomor 400 meter putri dalam kejuaraan pada 2012, di Zurich, Swiss. (Foto: christianpost.com).

OREGON, SATUHARAPAN.COM –  Mengucap syukur kepada Tuhan merupakan kewajiban setiap orang beriman dan beragama di dunia. Dalam keadaan sukses maupun mengalami kegagalan setiap orang harus mengingat peran Tuhan dalam hidup sehari-hari.

Tidak terkecuali bagi pelari putri Amerika Serikat (AS) andalan nomor 400 meter, Sanya Richards Ross yang tidak akan memperkuat tim atletik AS di Olimpiade 2016 mendatang.    

Meskipun Richards Ross gagal masuk tim Olimpiade AS di trek dan lapangan uji coba awal pekan ini, dia masih memuliakan Allah atas kesempatan ini.

Richards Ross mengalami nasib sial, seperti diberitakan Christian Post, beberapa waktu lalu. Pelari putri berdarah Jamaika tersebut mengalami cedera hamstring saat dia berlomba di sesi kualifikasi Olimpiade di Hayward Field, Oregon.

Richards Ross mengatakan dia tetap berpikir positif akan berkarier di bidang atletik walau saat ini kondisi fisik tidak memungkinkan. Richards Ross merasa optimisitis karena Tuhan menjawab doanya, karena walau tidak mendapat kemenangan namun meninggalkan lintasan perlombaan dengan berjalan tertatih-tatih adalah sebuah hal yang menurut dia harus disyukuri.

Ia sempat membayangkan berlomba untuk terakhir kalinya di lintasan atletik. Atlet kelahiran 1985 tersebut membayangkan setelah mengikuti lomba dia berselimutkan bendera AS setelah memenangi medali emas, sama seperti yang dilakukan atlet. 

“Saya berharap itu tidak sekadar dongeng,” kata dia.

Walau mengalami cedera,  penggemar Richards Ross di media sosial Instagram memberi semangat kepada atlet berusia 31 tahun tersebut.

“Saya terkesan dengan dukungan penggemar,” kata dia.

Richards Ross pernah memenangkan medali emas di nomor 400 meter di Olimpiade 2012, sebelumnya pada Olimpiade 2004 dia pernah memenangkan medali yang sama pada nomor 4 x 400 meter.

Sebelum lomba di Oregon, Richards Ross selalu berdoa untuk kondisi fisik dan lukanya, apabila dia mengalami cedera, Tuhan akan segera menyembuhkan luka Richards Ross dengan cepat.

“Saya memohon pertolongan Tuhan agar diberi kemampuan menyelesaikan lomba dan bisa masuk garis finis,” kata dia.

Percaya Yesus

Pada 2013, dia sempat berbicara tentang peran Yesus Kristus dalam hidupnya, kala itu dia mengemukakan imannya kepada Yesus Kristus berperan besar dalam keberhasilan karier atletiknya.  

“Setiap hari saya seperti dikaruniai Roh Kudus, saya percaya Tuhan selalu bekerja dalam hidup saya,” kata dia.

Richards Ross memberi contoh peristiwa saat  iman Kristen benar-benar berpengaruh dalam dirinya yakni saat Olimpiade 2008 di Beijing, dia hanya memenangkan perunggu di nomor 400 meter individual.

Richards Ross mengatakan raihan medali perunggu bukan sebuah hal yang harus disesali, melainkan dia percaya Tuhan akan menambahkan berkat berlipat ganda di kemudian hari. “Tuhan selalu ada di dekat kita walau kita dalam kesuksesan atau sedang meratapi kegagalan dan duka nestapa,” kata dia.

Richards Ross lahir di Kingston, Jamaika. Kedua orangtuanya kala itu menganut kepercayaan tradisional Jamaika, Rastafarian, namun saat pindah ke Florida Selatan, AS, Richards Ross memberanikan diri pergi ke gereja dan menerima Yesus Kristus  saat dia mulai memasuki usia awal remaja.  

Semangat yang dia peroleh dari Yesus Kristus sama saat dia menjalani proses pemulihan cedera setelah meraih dua medali emas – nomor 400 meter individu, dan 4 x 400 meter estafet – di Olimpiade 2012. 

Dalam kondisi fisik cedera, kala itu Richards Ross, mengatakan Tuhan datang memberi kesembuhan lewat teman-teman, dan lewat  dokter. Karena dia menambahkan bila percaya kepada Yesus Kristus maka setiap rintangan dan hambatan akan mudah diatasi.   

Richards Ross mengisahkan saat dia menjalani proses penyembuhan cedera, dia kembali mengucap syukur karena dia didapuk menjadi pembawa acara program tayangan televisi berbasis realitas (reality show) berjudul “Glam and Gold”.

Acara tersebut kali yang kali pertama pada 2013 di We TV, stasiun televisi digital berbayar yang memfokuskan sebagian besar siarannya kepada pemirsa perempuan.  

Setiap episode “Glam and Gold” menampilkan perubahan karakter dari dirinya saat belum mengenal atletik, hingga saat dia bertemu pemain American Football, Aaron Ross, yang kemudian menjadi pasangan hidupnya. 

Richards Ross menambahkan acara tersebut tidak bertujuan menyombongkan kehidupan keluarganya, namun hanya ingin menunjukkan bahwa di Amerika Serikat masih banyak keluarga yang positif. “Saya ingin melakukan sesuatu yang menginspirasi,” kata Richards Ross. (christianpost.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home