Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 10:13 WIB | Jumat, 13 September 2013

GCF Menjembatani Berbagai Aliran Gereja

Dari kiri: Olav Fykse Tveit, Sarah Rowland, Walter Altmann, Wesley Granberg-Michaelson dan Richard Howell in Geneva. (Foto: oikumene.org)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Seminar yang diselenggarakan Dewan Gereja Dunia (WCC)makin menguatkan hubungan WCC dan Global Christian Forum (GCF). Dalam seminar tersebut juga menegaskan peran khas dan saling melengkapi dalam upaya untuk persatuan umat Kristen.

Diadakan 11 September di Jenewa, Swiss, seminar dihadiri perwakilan WCC dan GCF bersama dengan anggota organisasi ekumenis internasional lainnya.

GCF, didirikan pada 1990-an mengikuti panggilan dari Sidang Raya ke-8 WCC di Harare, Zimbabwe, untuk menciptakan ruang yang mempertemukan gereja dan organisasi non-struktural bagian WCC dengan mereka yang sudah terlibat dalam dewan gereja.

GCF sekarang merepresentasikan keragaman gereja-gereja dan organisasi Kristen, mempromosikan pertemuan antara gereja-gereja dan tradisi yang sebelumnya belum berdialog.

Pada seminar itu, Pdt Dr Olav Fykse Tveit, Sekretaris Umum WCC, berbicara tentang “konsili ekumenisme dan peran dewan dalam lanskap gerejawi yang berubah cepat”. Istilah “konsili” mengacu pada dewan formal dan konferensi gereja di tingkat nasional, regional, dan internasional.

Mengutip surat Paulus kepada jemaat di Roma, Tveit menekankan kebutuhan “menyambut satu sama lain, menghargai satu sama lain dan memanggil satu sama lain dalam kesatuan Kristen” meski ada perbedaan dalam tradisi dan praktik.

Pentingnya persatuan umat Kristen secara signifikan tercermin dalam tema Sidang Raya ke-10 WCC di Busan, “Allah bagi Kehidupan, Membawa kita untuk Keadilan dan Perdamaian”, kata Tveit.

Pernyataan WCC tentang persatuan, yang akan dipresentasikan pada pertemuan di Busan, adalah tentang “kesatuan Gereja, kesatuan komunitas manusia, dan kesatuan seluruh ciptaan milik bersama.”

Tveit menambahkan bahwa “untuk mencari kesatuan Kristen kita harus menyadari pentingnya pertanggungjawaban bersama, yang merupakan denyut nadi konsili ekumenisme. Dengan semangat ini, kita dapat mengubah tantangan menjadi peluang divisi dan bekerja bersama menuju keadilan dan perdamaian.”

Tantangan Baru, Inisiatif Baru

Pdt Wesley Granberg-Michaelson, anggota komite GCF dan Sekretaris Umum Emeritus Gereja Reformasi di Amerika memfokuskan presentasinya pada perkembangan baru dalam kekristenan Dunia: “Kita hidup di zaman paling signifikan perubahan dalam sejarah Kristen. Yaitu, pergeseran keberadaan orang-orang Kristen di dunia.”

“Pergeseran ini tidak hanya dapat dilihat di selatan, tetapi juga ke timur. Kami mengamati kebangkitan rohani Kristen non-Barat di seluruh dunia,” kata Granberg-Michaelson, yang adalah penulis buku berjudul From Times Square to Timbuktu: The Post Christian West Meets the Non-Western Church.

Dia menekankan pentingnya dewan dan forum dalam mencari kesatuan Kristen, terutama sebagai bagian dari persiapan untuk pertemuan mendatang, WCC, yang akan diselenggarakan dari 30 Oktober sampai 8 November mendatang di Busan, Korea Selatan.

“Dalam perjalanan ke Busan, kita perlu bertanya pada diri sendiri apa ruang lingkup perubahan ini dan apa ini artinya bagi pencarian kita terhadap persatuan umat Kristen?” kata Granberg-Michaelson.

Dia berpendapat bahwa penting untuk membawa tradisi Kristen yang sebelumnya terisolasi, seperti evangelikal dan pentakosta ke pertemuan ekumenis, dengan fokus berbagi nilai-nilai spiritualitas bersama.

“Ini adalah panggilan umum dari forum seperti GCF untuk membantu membangun jembatan abadi dan dapat dipercaya yang mengatasi jarak, hambatan, kecurigaan, dan isolasi antara berbagai aliran agama Kristen dunia,” kata Michaelson.

Rev Dr Richard Howell, panitia GCF dan Sekretaris Umum Asia Evangelical Alliance, juga mendukung seminar ini. “Ada beberapa contoh inisiatif GCF dengan konsep ‘berbagi iman dan melakukan perjalanan bersama-sama dengan Kristus’ telah membantu untuk memecahkan dinding prasangka antara tradisi Kristen, termasuk Katolik, tradisi Pentakosta, dan Karismatik,” kata Howell.

Ia berbagi contoh dari Asia, di mana kolaborasi bersama antara Federasi Konferensi Waligereja Asia [Katolik Roma] dan Konferensi Kristen Asia (CCA) berhasil menjangkau suara mereka yang bukan bagian dari dialog ekumenis sebelumnya.

Howell menambahkan bahwa sebagai bagian dari inisiatif tersebut, GCF akan mengatur program menggunakan dokumen Saksi Kristen dalam Dunia Multireligi, yang diproduksi bersama oleh WCC, World Evangelical Alliance, dan Gereja Katolik Roma, untuk diskusi lebih lanjut tentang kesatuan Kristen.

Seminar ini difasilitasi Rev Dr Walter Altmann, moderator Komite Pusat WCC, dan Rev Dr Sarah Rowland Jones, anggota komite GCF. Rencana GCF yang ada saat diperkenalkan secara singkat oleh Rev Dr Larry Miller, sekretaris GCF. (oikumene.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home