Loading...
INDONESIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 17:15 WIB | Selasa, 04 November 2014

Gelar Akademis Mayjen Andika Perkasa Dipertanyakan

Tidak ada bukti bahwa dia meraih gelar Ph.D.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (tengah) melakukan salam komando dengan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayjen TNI Andika Perkasa (kiri) dan pejabat lama Danpaspampres Mayjen TNI Doni Monardo (kanan) usai upacara serah terima jabatan di Mako Paspampres, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (22/10). Andika Perkasa yang sebelumnya menjabat Kadispenad menggantikan Doni Monardo yang selanjutnya akan menjabat Danjen Kopassus TNI AD. (Foto: Antara/Widodo S. Jusuf)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Media massa di Indonesia beberapa kali menuliskan bahwa Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Dan Paspampres), Mayjen Andika Perkasa, memperoleh gelar PhD dari  George Washington University, Amerika Serikat. Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono, ini juga kerap dilaporkan pernah belajar di Universitas Harvard, bahkan secara lebih spesifik menyebutkan dia adalah lulusan John F. Kennedy School of Goverment, Harvard University.

Namun berdasarkan penelusuran kepada pihak-pihak terkait di kedua lembaga pendidikan itu, tidak ditemukan bukti yang mendukung lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1987 pernah mendapat gelar akademis dari sana. "Dari penelusuran yang saya lakukan, saya tidak menemukan bukti konklusif bahwa Andika Perkasa pernah menamatkan studi untuk menyandang gelar Ph.D," demikian laporan Made Supryatma, wartawan Indoprogress yang menurunkan investigasinya perihal ini dengan judul Andika Perkasa: Jejak Langkah Pengawal Presiden, hari ini, Selasa (4/11).

Made Supryatma mengatakan, dirinya telah melakukan penelusuran di University of Microfilm International (ProQuest) dan  juga tidak menemukan satu pun disertasi atas nama Andika Perkasa. “Saya menghubungi perpustakaan di George Washington University untuk mencari disertasi atas nama pengarang yang sama. Hasilnya pun nihil,” tutur dia.

Agar lebih pasti, Supryatma  menghubungi langsung pihak George Washington University. Ia berbicara dengan Kurtis Hiatt, yang menjabat associate director of media relations universitas ini. Darinya, Supryatma mendapat jawaban yang lebih jelas. “Ia mengkonfirmasi bahwa Andika Perkasa mendapat gelar Master of Philosophy dalam bidang Public Policy & Administration pada tahun 2011,” lanjut dia. Namun, tidak ada bukti bahwa dia meraih gelar Ph.D.

Untuk memastikan apakah Andika benar-benar pernah menempuh pendidikan di Harvard,  Made Supryatma menghubungi bagian urusan alumni JFK School of Government. Hasilnya meragukan. “Mereka tidak bisa mengonfirmasi bahwa Andika pernah belajar untuk mendapatkan gelar (degree) di Harvard,” kata dia.

“Bagian student registrar universitas Harvard yang saya hubungi untuk kepentingan tulisan ini menyarankan agar saya melakukan pengecekan di National Student Clearinghouse, sebuah website yang memberikan verifikasi pemberian kelulusan terhadap seseorang di universitas-universitas Amerika. Dalam email yang saya terima, tidak ada catatan (record) bahwa Andika Perkasa pernah mendapatkan gelar akademis di Universitas Harvard, termasuk di The John F. Kennedy School of Government,” demikian Supryatma melaporkan.

Selain mempertanyakan gelar akademisnya, dalam laporannya yang cukup panjang, Supryatma juga mempertanyakan alasan pengangkatan Andika menjadi Danpaspampres. Menurut dia, Andika mendapatkan kenaikan pangkat bertubi-tubi bila dibandingkan dengan perwira satu angkatannya. Di sisi lain, penugasan dan pengalamannya, dinilai belum setimpal dengan cepatnya kenaikan pangkat yang ia peroleh.

"Dengan menjadi Komandan Paspampres, Andika menjadi perwira militer yang karirnya paling cemerlang dewasa ini. Dia adalah perwira pertama dikelasnya (Akmil 1987) yang menyandang pangkat Mayor Jenderal. Yang lebih luar biasa lagi, pangkat ini dia rengkuh hanya dalam waktu 11 bulan,” tulis dia.

Supryatma menambahkan, berdasarkan penyelidikan mendalam atas perjalanan karier Andika, tampak bahwa terjadi anomali dalam kariernya sebagai perwira TNI. “Kariernya tidak banyak diwarnai oleh operasi-operasi militer, penugasan sebagai staf, dan penugasan teritorial sebagaimana perjalanan karir perwira-perwira tinggi militer Indonesia pada umumnya,” kata dia.

Menurut dia, Andika melewatkan banyak waktunya untuk studi. “Setidaknya, dalam kurun waktu antara 2003-2011, dia diketahui banyak berada di seputaran kota Washington D.C., Amerika Serikat. Sebelumnya pun, dia juga sudah belajar di Norwich University di negara bagian Vermont, Amerika Serikat,” kata dia.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home