Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 14:36 WIB | Jumat, 30 Desember 2016

Gencatan Senjata Nasional Suriah Resmi Dimulai

Bocah Suriah mencari kayu dari puing-puing untuk digunakan sebagai kayu bakar untuk penghangat dan memasak, di Zamalka, wilayah timur Damaskus yang dikuasai pemberontak, 27 Desember 2016. (Foto: AFP)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Gencatan senjata nasional di Suriah yang dimediasi oleh Rusia dan Turki resmi dimulai pada Kamis (29/12) tengah malam sebagai upaya mengakhiri perang yang telah berkecamuk selama lebih dari lima tahun terakhir. 

Kesepakatan gencatan senjata diumumkan sebelumnya oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan dikonfirmasikan oleh militer Suriah dan pemberontak, tetapi tidak melibatkan berbagai kelompok yang dicap sebagai teroris seperti ISIS. 

Rami Abdel Rahman, direktur Observatorium HAM Suriah, mengatakan “Sejam sebelum gencatan senjata dimulai, semua front kondusif kecuali beberapa serangan roket yang menghantam Kota Aleppo dan dua roket yang jatuh di pinggiran Damaskus.”

Kesepakatan gencatan senjata dicapai sepekan setelah pasukan rezim Suriah berhasil merebut kembali Aleppo dari tangan pemberontak. 

Turki dan Rusia sebelumnya memediasi kesepakatan gencatan senjata untuk mengevakuasi puluhan ribu warga sipil dan pemberontak dari Aleppo.

AS Sebut Gencatan Senjata di Suriah “Perkembangan Positif”

Amerika Serikat (AS) dengan hati-hati menyambut kesepakatan gencatan senjata nasional di Suriah yang ditengahi Rusia dan Turki sebagai sebuah “perkembangan yang positif,” Kamis (29/12), mengatakan pihaknya berharap hal itu dapat mengarah pada perundingan baru terkait masa depan politik di negara itu.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengorbankan waktu dan energinya dalam upaya mengakhiri perang saudara di Suriah melalui langkah diplomatik. Namun, setelah lebih dari lima tahun, upayanya sia-sia karena beberapa upaya gencatan senjata gagal dilaksanakan.

Dan tiga pekan sebelum pemerintahan Obama berakhir, Washington tidak terlibat dalam perundingan yang mengarah pada kesepakatan yang diumumkan oleh militer Suriah dan Moskow pada Kamis pagi.

“Berita tentang gencatan senjata dalam perang saudara di Suriah merupakan perkembangan positif,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Mark Toner dalam sebuah pernyataan.

“Kami berharap itu akan diterapkan sepenuhnya dan dihormati oleh semua pihak. Upaya apa pun yang ditujukan untuk menghentikan aksi kekerasan menyelamatkan nyawa, dan menciptakan kondisi yang baik bagi negosiasi politik baru akan disambut dengan baik.”

Toner mengatakan bahwa Washington “sepenuhnya” mendukung seruan yang diserukan utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, untuk negosiasi baru di Jenewa untuk membahas masa depan politik Suriah. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home