Loading...
FOTO
Penulis: Reporter Satuharapan 21:27 WIB | Selasa, 11 Maret 2014

Gunung Slamet Waspada

 Gunung Slamet Waspada
Hembusan asap mengepul dari kawah Puncak Gunung Slamet, Jateng, Senin (10/3). (Foto-foto: Antara)
 Gunung Slamet Waspada
Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan status Waspada sejak Senin pukul 21.00 WIB, dan mengimbau agar tidak ada aktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah Gunung Slamet.
 Gunung Slamet Waspada
Sejumlah pengunjung melintas di Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jateng, Selasa (11/3). Pos Pengamatan Gunung Slamet, SAR Kabupaten Tegal dan Kesbanglinmas Kabupaten Tegal mengimbau wisatawan puncak agar waspada gempa hembusan susulan dan menutup seluruh jalur pendakian di lima Kabupaten/Kota Pemalang, Tegal, Brebes, Purbalingga dan Banyumas dan pengunjung, karena sejak pukul 18.00 WIB (10/3), terjadi tiga letusan dengan ketinggian 800 meter hingga 1000 meter.
 Gunung Slamet Waspada
Danrem 071 Wijaya Kusuma, Kolonel Inf. Edison, menggunakan teleskop ketika memantau aktivitas Gunung Slamet di Pos Pemantauan Gunung Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Selasa (11/3).

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Search and Rescue (SAR) Nasional DIY-Jawa Tengah telah mempersiapkan tim untuk diterjunkan ke wilayah Gunung Slamet menyusul meningkatnya status gunung itu menjadi waspada.

Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) DIY-Jateng, Agus Haryono di Yogyakarta, Selasa (11/3) mengatakan akan melibatkan dua tim yang masing-masing terdiri atas 16 personel untuk memantau langsung kondisi di wilayah Gunung Slamet.
 
"Memang tidak banyak, kami baru akan menerjunkan dua tim, itu agar tidak terlalu mencolok sehingga tidak membuat masyarakat resah, karena situasinya memang masih aman," kata Agus.
 
Menurut dia, menjelang penerjunan tim Search and Rescue (SAR), pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh tim SAR setempat.
 
"Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh tim SAR yang ada di sana, kemudian dengan relawan, BPBD, TNI, Polisi untuk mengantisipasi kalau ada aktivitas susulan," kata dia.
 
Ia mengatakan menyusul peningkatan status Gunung Slamet itu, juga telah diikuti dengan pelarangan pendakian di wilayah itu. Pengamatan juga terus dilakukan selama 24 jam.
 
Sementara itu, ia mengakui, untuk Basarnas DIY-Jateng hingga saat ini juga masih memiliki jumlah personel yang terbatas. Sebanyak 146 personel SAR DIY-Jateng saat ini tersebar di empat pos dan kantor Basarnas di Semarang. 
 
"Empat pos itu, ada di Yogyakarta, Cilacap, Solo, dan Jepara. Namun itu tidak menjadi masalah, karena kami juga bersama tim gabungan saat di lapangan," katanya.
 
Sementara itu, untuk persiapan peralatan, ia menyebutkan, saat ini Basarnas memiliki rescue boat 36 meter di pelabuhan Tanjung Emas  Semarang, serta 3 kapal cepat di Semarang, Jepara dan Yogyakarta.
 
"Selain itu juga ada rescue truck, rescue car, truk angkut personel serta perahu karet, meskipun jumlahnya masih cukup untuk tim SAR sendiri," katanya. 

Gunung Slamet di Provinsi Jawa Tengah dinyatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalami peningkatan status menjadi Waspada (level II) sejak (10/3) pukul 21.00 WIB.

Dari 8 Maret hingga 10 Maret 2014 telah terjadi 441 gempa embusan dan sembilan kali gempa vulkanik dangkal.

Menurut Kepala Pusdatin dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pada Selasa (11/3), “Ada peningkatan kegempaan dari aktivitas Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten, yaitu Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga.”

Jalur pendakian ke puncak Gunung Slamet melalui Desa Kutabawa, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, ditutup sementara mulai Senin malam.

Hingga Senin malam, petugas Pos Pengamatan Gunung Slamet terus memantau perkembangan gunung yang memiliki ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut dan berada di empat kabupaten yakni Purbalingga, Banyumas, Pemalang, dan Tegal. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home